Warga Minta Jembatan Menuju Sumber Air PDAM Diperhatikan

oleh
oleh

Bertahun-tahun tak diperhatikan, puluhan jembatan yang digunakan untuk menuju ke sumber air PDAM di Pancur Aji kondisinya memprihatinkan. Bahkan jembatan yang dibangun saat PT Batur membangun bendungan PDAM Melawi itu, sebagian besar rusak berat bahkan putus. <p style="text-align: justify;">Kepala Dusun Sengkuang, desa Poring, kecamatan Nanga Pinoh, Petrus menuturkan, 24 unit jembatan sisa proyek Batur tersebut saat ini seluruhnya dalam kondisi rusak berat. Bahkan tinggal beberapa jembatan saja yang masih utuh, sisanya hanyut terbawa air sungai. “Karena jembatan tersebut tidak pernah dirawat sejak PT Batur selesai mengerjakan proyek sumber air bersih PDAM di Pancur Aji,” terangnya.<br /><br />Jembatan yang begitu banyak tersebut, kata Petrus sebenarnya tak hanya digunakan oleh PDAM untuk menuju instalasi PDAM di Pancur Aji, tapi juga dipakai masyarakat untuk pergi ke ladang atau kebun mereka. Saat ini dengan banyaknya jembatan yang terputus, akses menuju kebun juga semakin sulit, apalagi untuk menuju Pancur Aji.<br /><br />“Jembatan ini juga digunakan oleh para wisatawan yang ingin pergi ke air terjun Pancur Aji atau Batu Licin, karena di Poring ini sebenarnya banyak potensi wisata alam air terjun. Termasuk air terjun Nobong yang juga kerap dikunjungi oleh para pencinta alam,” katanya.<br /><br />Petrus memang menyesalkan jembatan yang dibangun oleh PT Batur tersebut tidak mendapatkan perawatan sejak proyek tersebut bermasalah pada tahun 2007 lalu. Dahulu, terangnya kendaraan seperti truk pengangkut material pun mampu menembus langsung ke Pancur Aji. Masyarakat juga semakin terbantu dengan keberadaaan jembatan tersebut. <br /><br />“Sekarang, baru di satu jembatan saja sudah susah melaluinya karena sudah banyak kayunya yang rapuh karena dibangun menggunakan kayu berkualitas rendah,” ucapnya.<br /><br />Perbaikan selama ini pun kata Petrus mengandalkan swadaya masyarakat. Di Poring masyarakat bisa melaksanakan gotong royong pada hari Jumat. Karena keterbatasan masyarakat, tidak seluruh jembatan dapat diperbaiki. <br /><br />“Biasanya, kalau air surut, motor langsung menyeberangi sungai dengan masuk ke dalam sungai. Tapi saat air pasang, tentu motor terpaksa di tinggal dan kita harus jalan kaki menyeberangi sungai,” jelasnya.<br /><br />Keluhan serupa juga disampaikan oleh Direktur PDAM Melawi, Pakanuddin. Rusaknya sebagian besar jembatan menuju Pancur Aji membuat karyawan PDAM sulit melakukan pemeliharaan jaringan atau bendungan di sana karena akses jembatan banyak yang terputus. <br /><br />“Kita dulu ingin ajukan perbaikan jembatan ini pada pemerintah, tapi belum berani karena ada kasus hukum. Perbaikan jalan dan jembatan dari Poring menuju Pancur Aji memang merupakan kebutuhan kita, tidak cuma bagi masyarakat tapi juga pihak PDAM,” katanya.<br /><br />Teknisi PDAM, kata Pakanuddin kerap melakukan pemeliharaan jaringan atau mengecek bila ada pipa yang bocor di wilayah Poring. Saat ini dengan nyaris seluruh jembatan sudah terputus, biasanya teknis tersebut hanya bisa membawa kendaraanya hingga jembatan yang masih utuh saja. <br /><br />“Setelah itu disambung dengan jalan kaki selama dua jam, baru sampai ke Pancur Aji,” katanya.<br /><br />Pakanuddin sendiri berharap nantinya bisa ada bantuan perbaikan dari pemerintah, untuk membangun akses jembatan menuju Pancur Aji. Sebenarnya, sungai yang dilintasi tidak terlalu lebar, sehingga tidak membutuhkan jembatan yang panjang-panjang. <br /><br />“Kita pun terkadang ikut membantu masyarakat yang melakukan perbaikan jembatan. Bantuan ini sifatnya sekedarnya saja,” katanya. (KN)</p>