Warga Kalimantan Barat yang tinggal di perbatasan Indonesia – Malaysia di Kecamatan Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang sampai saat ini masih merayakan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-66 RI dengan sejumlah lomba olahraga. <p style="text-align: justify;">"Di sini masih diperingati dan saat ini sedang berlangsung pertandingan sepak bola. Ini kegiatan untuk menyambut Hari Kemerdekaan," kata Sekretaris Desa Jasa, Kecamatan Ketungau Hulu, Edi Jito, saat dihubungi dari Pontianak, Kamis.<br /><br />Dia mengatakan, peringatan HUT ke-66 RI tahun ini diisi dengan sejumlah lomba olahraga di antaranya sepak bola, voli, dan bulu tangkis. "Ini rutin setiap tahun. Seingat saya sudah berlangsung sejak saya masih kecil," kata pria berusia 35 tahun itu.<br /><br />Edi Jito tinggal di Desa Jasa, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang. Jarak tempuh dari desanya ke ibu kota Kabupaten Sintang sekitar 200 kilometer jika melewati jalan rabat beton sepanjang 5 kilometer dari Senaning ibu kota kecamatan, setelah itu jalan tanah hingga ke desa Jasa.<br /><br />Sementara jarak Senaning ke Jasa sekitar 22 kilometer. Dari Jasa ke desa di wilayah Malaysia, yakni Kampung Lacau, sekitar 2,5 jam perjalanan kaki dan jika sambil memikul barang perjalanan akan ditempuh selama 3 jam melewati hutan dan perbukitan.<br /><br />Menurut dia, setiap peringatan HUT RI, selain diadakan lomba, penduduk setempat juga ikut menghadiri upacara peringatan pada tanggal 17 Agustus di ibu kota kecamatan.<br /><br />"Biasanya perwakilan dari kami datang ke Senaning untuk ikut apel bendera," paparnya.<br /><br />Menurut dia, tidak semua penduduk ikut upacara karena memiliki kesibukan sebagai petani lada, padi dan penoreh karet. Banyak penduduk setempat menjadi penoreh karet di kebun rakyat yang berada di wilayah Malaysia. Dari 252 kepala keluarga di desa Jasa, 20 persen bekerja ke Malaysia.<br /><br />Sementara itu, Koordinator Komunikasi Informasi Perbatasan (Kimtas) Kabupaten Sintang, Abresius Murjani yang juga dihubungi dari Pontianak, menyatakan meski tinggal di perbatasan RI – Malaysia dan lebih dekat ke wilayah negara tetangganya, penduduk di perbatasan tetap memperingati HUT Kemerdekaan RI.<br /><br />"Setiap tahun selalu ada kegiatan menyambut HUT RI, mulai dari lomba hingga upacara peringatannya sendiri," ujarnya.<br /><br />Untuk peringatan HUT RI tahun ini, menurut dia Kepala Polres Sintang akan hadir dalam apel yang digelar di Kecamatan Ketungau Hulu. "Ini berkaitan pernyataan kemarin dan dari Pemkab Sintang akan mendekatkan diri dengan elemen bangsa di perbatasan," ucapnya, menjelaskan.<br /><br />Sebelumnya kepada sejumlah media, Murjani menyatakan mendukung sikap protes warga perbatasan yang menyatakan akan mengibarkan bendera Malaysia saat peringatan HUT RI.<br /><br />Mengenai ancaman pengibaran bendera Malaysia itu, disampaikan oleh satu satu kepala desa di kawasan perbatasan, sebagai ungkapan kejengkelan terhadap sikap pemerintah yang tidak memerhatikan pembangunan di tempat mereka.<br /><br />Menurut Murjani, dia hanya sebatas mendukung protes tersebut, namun bukan berarti menyetujui rencana warga perbatasan tersebut.<br /><br />"Itu hanya cetusan dari kejengkelan warga karena merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah," katanya, menegaskan.<br /><br />Sementara di tempat terpisah, Kepala Bidang Kerja Sama Badan Pengelola Kawasan Perbatasan dan Kerja Sama Provinsi Kalbar, Manto Saidi menyatakan untuk mengatasi warga yang akan menjadi warga negara Malaysia, upaya yang dilakukan pihaknya adalah dengan menjalankan program reguler mengajak warga di sepanjang perbatasan dalam sosialisasi, pelatihan, dan peningkatan wawasan.<br /><br />Kegiatan tersebut sejauh ini sudah melibatkan warga dari lokasi yang menjadi prioritas. Beberapa tokoh masyarakat dibawa ke Jakarta untuk peningkatan wawasan. "Mereka diperlihatkan RI seperti ini. Kegiatan itu sudah setahun bergiliran," katanya.<br /><br />Menurut dia, ada 142 desa di perbatasan. Namun kemampuan mengirim ke Jakarta cuma 50 orang setahun. "Berarti 1 desa lima orang. Targetnya 710 orang yang dikirim," kata dia. <strong>(phs/Ant)</strong></p>