Sepanjang Jalan yang dilewati Kirab Pernikahan agung Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu dengan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro penuh dengan warga masyarakat yang ingin menyaksikan kedua Menpelai naik Kereta Kencana. <p style="text-align: justify;">Tidak hanya di jalan saja tetapi warga masyarakat juga naik dinding dan naik diatas sepeda motor yang terparkir dipinggir jalan. <br /><br />"Senang karena merupakan event yang langka, meskipun tidak secara utuh melihat iring-iringan Pengantin menuju Kepatihan," tutur Retno Hartati, warga masyarakat Purwomartani Kalasan yang sempat dimintai keterangan, kamis (24/10/2013).<br /><br />Sementara itu, Universitas Atmajaya Yogyakarta membawa 10 orang mahasiswa asing untuk menyaksikan Kirab Pernikahan Agung ini. <br /><br />"Kehadiran mahasiswa pada Kirab Pernikahan Agung ini untuk pengenalan budaya di Yogyakarta kepada mahasiswa asing," jelas Vinsen Sisandrasto pendamping mahasiswa.<br /><br />"Nantinya para mahasiswa wajib mengisi lembar pertanyaan yang telah disertakan diantaranya suasana yang dilihat," kata Poulina Candra, Dosen Universitas Atmajaya.<br /><br />Ii Mio dari Nyanmar mengatakan senang dan Firid dari Kamboja mengatakan bagus.<br /><br />Ke 10 Mahasiswa mancanegara yang kuliah di Universitas Atmajaya Yogyakarta dan menyaksikan Kirab Pernikahan Agung berasal dari Costarika, Kambodja, Nyanmar, Etiopia, serta dari Senegal. <em><strong>(das/LA/HF/rri)</strong></em></p>