Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Kalimantan Timur menyiapkan 34 desa untuk dikembangkan menjadi Desa Mandiri Pangan (Demapan) agar masyarakatnya tidak selalu bergantung terhadap program pengadaan beras miskin (raskin). <p style="text-align: justify;">"Sebanyak 34 desa itu selain akan dikembangkan menjadi Demapan pada 2011, juga akan dikembangkan program lumbung pangan agar desa yang tersebar di sejumlah daerah di Kaltim ini tidak kekurangan pangan," kata Kepala BKP Kaltim Syaiful Akhyar di Samarinda, Jumat. <br /><br />Akyar yang didampingi sekretarisnya Mukransyah ini melanjutkan, bahwa lumbung pangan yang akan dibangun itu untuk sementara berjumlah delapan unit. Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan cadangan pangan masyarakat. <br /><br />Sedangkan daerah yang akan dikembangkan sebagai Demapan merupakan wilayah yang mengalami rawan pangan, sehingga masyarakat terlepas dari ketergantungan raskin, bahkan diupayakan menjadi daerah penghasil berbagai jenis pangan, termasuk beras. <br /><br />Pada 2010, lanjutnya, diperkirakan sedikitnya 30 desa dari sembilan kabupaten di Kaltim tercatat masih rawan pangan. Hal itu menjadi alasan Pemprov Kaltim untuk terus melaksanakan gerakan kemandirian pangan yang diperkirakan terwujud 2013. <br /><br />Desa-desa yang masih rawan pangan itu tersebar di sembilan daerah yang kini masuk dalam program strategis, yakni, Kabupaten Paser, Bulungan, Berau, Nunukan, Kutai Barat, Kutai Timur, Panajam Paser Utara, dan Kabupaten Kutai Kartanegara. <br /><br />Bahkan di pinggiran Kota Samarinda juga terdapat daerah yang rawan pangan sehingga program Demapan harus benar-benar dijalankan dan tercapai sesuai dengan yang diinginkan. <br /><br />Dilanjutkan, pengembangan program ini untuk menciptakan kemampuan mengakses pangan, bukan hanya kemampuan daya beli masyarakat, namun bagaimana masyarakat bisa memproduksi pangan lewat penanaman di lahan yang tersedia sekecil apapun. <br /><br />Kegiatan lainnya adalah, penguatan dan pemberdayaan kelompok masyarakat, kelompok tani, tim pangan desa, optimalisasi pemanfaatan potensi atau sumber daya setempat. <br /><br />Pengembangan selanjutnya akan dititik beratkan pada usaha pertanian dan non pertanian, penerapan teknologi tepat guna atau spesifik lokasi dan pengembangan cadangan pangan desa. <br /><br />"Kami juga akan melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama di desa rawan pangan, agar memanfaatkan pekarangan rumah untuk ditanami berbagai jenis bahan pangan, seperti jagung, singkong, pisang dan lainnya," kata Akhyar. <strong>(das/ant)</strong></p>