Jalan Rusak Parah, Masyarakat Boyu dan Senempak Merasa Sengsara

- Jurnalis

Senin, 19 Maret 2018 - 06:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah mobil angkutan yang terjebak dalam lubang berisi lumpur di akses jalan menuju Desa Boyu dan Senempak---Istimewa

i

Sejumlah mobil angkutan yang terjebak dalam lubang berisi lumpur di akses jalan menuju Desa Boyu dan Senempak---Istimewa

MELAWI- Akses jalan poros menuju ke Desa Boyu dan Desa Senempak Kecamatan Pinoh Selatan mengalami kerusakan yang sangat parah. Kondisi jalan yang masih tanah kuning tersebut berkubangan lumpur. Tak jarang kendaraan bermuatan sembako serta hasil produksi perkebunan karet warga harus menginap di jalan tersebut. Ironisnya, meski sudah lama mengalami kerusakan, tetapi belum juga diperbaiki oleh pemerintah terkait.

Kades Senempak, Sahidin mengatakan, kerusakan tersebut sudah sangat lama terjadi. Semakin hari semakin parah. Perbaikanpun hanya dilakukan seadanya oleh warga setempat secara swadaya, sementara dari pemerintah belum ada perhatian.

“Jalan Ke Senempak ini pembukaan jalannya dulu menggunakan anggaran PNPM tahun 2011. Sejak dibuka sampai sekarang belum ada perbaikan atau peningkatan jalan dari Pemkab Melawi. Jalan sepanjang kurang lebih 9 kilo dengan lebar 4 meter kini sangat sulit dilalui masyarakat,” kata Sahidin, ditemui di Nanga Pinoh, Minggu (17/3).

Lebih lanjut Sahidin mengatakan, Ia khawatir, peningkatan jalan tidak bisa dilakukan oleh pemerintah karena status lahan jalan tersebut masuk dalam kawasan hutan. “Karena berdasarkan titik koordinat yang pernah kami cek, lokasi tersebut masuk dalam kawasan hutan,” paparnya.

Masyarakat sangat meraa sengsara sekali apabila melalui jalan tersebut. Sebab kondisinya yang sudah sangat parah, dihiasi lubang-lubang berisikan lumpur, dan medannya yang berat, harus melalui turun naik bukit.

“Jalan tersebut sangat dikeluhkan masyarakat, bahkan bawa hasil pertanian dan bawa barang dagangan harus nginap di jalan 3 sampai 4 hari. Karena harus berdorong dulu. Terlebih musim hujan belakangan ini membuat licin sehingga ketika dilalui mobil angkutan, lubang berisi lumpur semakin dalam. Bahkan sering terjadi longsor,” jelasnya.

Akses jalan menuju ke Desa Boyu dan Senempak tersebut masuk wiayah perkebunan karet PT Cakrawala. Namun pihak perusahaanpun tidak bisa diminta pertolongan, karena jumlah produksi yang sudah berkurang, karena karet yang ada harus dilakukan peremajaan.

“Jadi pihak perusahaan juga tidak bisa berbuat apa-apa. Kamipun terpaksa pasrah menggunakan jalan rusak itu. Jalan rusak itu memberikan banyak dampak, terlebih kepada harga kebutuhan pokok di kampung kami. Rata-rata harganya lebih mahal dari di Nanga Pinoh yakni sekitar Rp. 4-5 ribuan,” paparnya.

Terpisah, Sopiyan Koto, seorang warga Desa Boyu sangat mengeluhkan kondisi kerusakan jalan tersebut. terlebih dirinya yang setiap hari membawa mobil pick up sebagai alat transportasi angkutan penumpang dan barang milik warga. “Kerusakan jalan tersebut juga tak lepas dari kurangnya perhatian pemerintah. Jadi pemerintah diharapkan bisa segera melakukan peningkatan jalan menuju Desa Boyu dan Senempak ini,” katanya.

Ia mengatakan, selain jalan yang dipenuhi lubang beerlumpur, kondisi jembatan serta gorong-gorong yang ada dijalan tersebut juga mengalami kerusakan. “Tidak jarang kami menginap di jalan berlumpur. Terlebih kalau sudah sore, kami tidak bisa memaksa untuk berjalan, karena jauh sekali dari pemukiman warga. Jadi terpaksa kami harus tidur didalam mobil sampai menunggu bantuan dari mobil lain yang lewat,” pungkasnya. (edi/KN)

Berita Terkait

Harga Gas LPG 3 Kg di Perbatasan Tembus Rp 70.000
Anggota DPRD Sintang Senen Maryono Ajak Korpri Terus Tingkatkan Profesionalisme di HUT ke-54
Senen Maryono Apresiasi Suksesnya Pelaksanaan Raimuna Wilayah Kalbar di Sintang
Ketua Komisi C DPRD Sintang Ajak Generasi Muda Mencintai Alam sebagai Rumah Kedua Kita
Ketua DPRD Sintang Tegaskan Prioritas Kesehatan, Pendidikan, dan Infrastruktur di Tengah Pemotongan Dana Pusat
Ketua DPRD Sintang Tegaskan Pemotongan Dana Transfer Pusat Tak Pengaruhi Gaji Pegawai
Ketua DPRD Sintang Apresiasi Sinergi Eksekutif dan Legislatif dalam Pengesahan APBD 2026
Laporan Badan Anggaran Berisi Rangkuman Hasil Evaluasi dan  Rekomendasi

Berita Terkait

Rabu, 3 Desember 2025 - 09:32 WIB

Harga Gas LPG 3 Kg di Perbatasan Tembus Rp 70.000

Senin, 1 Desember 2025 - 19:26 WIB

Anggota DPRD Sintang Senen Maryono Ajak Korpri Terus Tingkatkan Profesionalisme di HUT ke-54

Senin, 1 Desember 2025 - 08:39 WIB

Senen Maryono Apresiasi Suksesnya Pelaksanaan Raimuna Wilayah Kalbar di Sintang

Jumat, 28 November 2025 - 20:24 WIB

Ketua Komisi C DPRD Sintang Ajak Generasi Muda Mencintai Alam sebagai Rumah Kedua Kita

Jumat, 28 November 2025 - 20:04 WIB

Ketua DPRD Sintang Tegaskan Prioritas Kesehatan, Pendidikan, dan Infrastruktur di Tengah Pemotongan Dana Pusat

Berita Terbaru