SINTANG, KN– Kondisi infrastruktur jalan penghubung Seputau-Merakai di Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, masih memprihatinkan meski telah dibuka lebih dari 30 tahun silam. Warga mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah terhadap akses vital tersebut yang berperan penting dalam mobilitas dan ekonomi masyarakat pedalaman.
Persoalan jalan rusak ini kembali menjadi sorotan menjelang Pilkada. Seperti tahun-tahun sebelumnya, isu “putra daerah” kembali mengemuka sebagai bagian dari strategi kampanye sejumlah kandidat. Jargon-jargon bernuansa lokal kembali digaungkan, namun warga mulai meragukan efektivitas pendekatan tersebut karena tidak disertai perubahan nyata di lapangan.
Salah satu warga, Joy Lucas, menyampaikan kekecewaannya melalui akun media sosial pribadinya pada Kamis, 18 September 2025. Ia menyoroti lambannya pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan dan menyampaikan kritik tajam terhadap pemerintah pusat.
“Sejak merdeka dari Jepang dengan bantuan bom atom sekutu, NKRI jatuh ke tangan Pulau Jawa dan dijajah sudah 80 tahun ini,” tulis Joy Lucas. Ia juga menyebut bahwa kendali negara yang terlalu terpusat di Pulau Jawa mencerminkan mentalitas penjajah, yang menurutnya menjadi akar dari ketimpangan pembangunan antarwilayah.
Pernyataan tersebut menuai berbagai tanggapan di media sosial. Sebagian netizen mendukung Joy dan menilai pembangunan di luar Jawa memang tertinggal, sementara yang lain menganggap ucapannya berlebihan dan berpotensi memecah persatuan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah daerah maupun pusat terkait kritik tersebut.














