MUARA TEWEH, KN – Warga Barito Utara kembali mengeluhkan melonjaknya harga bahan bakar minyak (BBM) dan gas elpiji 3 kg di beberapa wilayah. Harga Pertalite dan Pertamax dilaporkan menembus Rp15 ribu per liter di dalam kota Muara Teweh, sementara gas LPG 3 kg di Kecamatan Lahei bahkan tembus hingga Rp60 ribu.
Sejumlah warga mengaku terpaksa membeli BBM eceran di pinggir jalan karena sulitnya mendapatkan BBM di SPBU. Harga jual eceran untuk Pertalite dan Pertamax disebut sama, yaitu Rp15 ribu per liter. Kondisi ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat, terutama bagi pekerja harian, petani, pengemudi ojek, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sangat bergantung pada bahan bakar.
Pak Masuri, salah satu warga, berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan. Ia meminta Bupati dan Wakil Bupati yang baru, dalam 100 hari pertama kerjanya, untuk sigap turun ke lapangan dan memastikan Kepala Dinas Perdagangan menjalankan tugas sesuai harapan warga. “Kasihan masyarakat yang sudah susah, ditambah lagi harga mahal. Harga LPG 3 kg dan BBM seperti ladang bisnis yang merugikan rakyat Barito Utara,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi III DPRD Barito Utara, DR. H. Tajeri, S.E., M.M., S.H., M.H., menyebut masalah ini sebagai masalah klasik yang seharusnya ditertibkan sejak lama. Ia menyesalkan adanya pembiaran yang berkelanjutan. “SPBU di Barito Utara ada 8 buah, tapi BBM tetap langka. Kasihan masyarakat yang berhak menerima subsidi, tapi kenyataannya harga tidak sesuai HET,” ucapnya.
Masyarakat berharap pemerintah daerah dapat segera menindaklanjuti kelangkaan dan harga tinggi BBM serta LPG agar kesejahteraan warga tidak semakin tertekan. (Ramli)















