SINTANG, KN – Camat Ketungau Hulu, Randi Nahum, saat dikonfirmasi media ini pada Rabu, 3 Desember 2025, mengungkapkan bahwa harga Gas LPG 3 kilogram di wilayah perbatasan semakin tidak terkendali. Menurutnya, harga komoditas bersubsidi tersebut kini tembus hingga Rp 70.000 per tabung, khususnya di desa-desa yang jauh dari pusat kecamatan.
“Selamat pagi. Rata-rata di desa, harga gas elpiji 3 kg Rp 55.000. Namun di desa yang lebih jauh seperti Desa Ng Bayan, harga sudah sampai Rp 70.000,” jelas Randi Nahum.
Kondisi ini, lanjut Randi, sudah berlangsung cukup lama dan semakin membebani masyarakat, terutama mereka yang tinggal di wilayah paling ujung Ketungau Hulu yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Tingginya harga disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari biaya transportasi yang mahal, keterbatasan pasokan, hingga distribusi yang belum sepenuhnya merata ke wilayah pedalaman.
“Biaya angkut menjadi salah satu penyebab utama. Jarak yang jauh, kondisi jalan yang sulit dilalui, dan minimnya kendaraan pengangkut membuat harga naik drastis ketika sampai di desa,” tambahnya.
Selain itu, distribusi LPG subsidi di wilayah perbatasan juga sering kali tidak berjalan sesuai jadwal, sehingga masyarakat terpaksa membeli dari pengecer dengan harga lebih tinggi. Randi menegaskan perlunya perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pusat.
“Kita berharap pemerintah bisa memberikan solusi konkret. Misalnya dengan menambah pasokan LPG 3 kg untuk daerah perbatasan, memperbaiki mekanisme distribusi, atau memberikan subsidi transportasi agar harga bisa kembali normal,” ujarnya.
Masyarakat di Ketungau Hulu, terutama di desa-desa terpencil, berharap adanya kebijakan yang mampu menekan lonjakan harga tersebut. Pasalnya, gas LPG 3 kg merupakan kebutuhan dasar yang digunakan hampir seluruh rumah tangga untuk memasak sehari-hari.
Warga berharap pemerintah mengambil langkah cepat agar harga kembali stabil dan terjangkau. Jika tidak, dikhawatirkan masyarakat akan semakin terbebani dan pertumbuhan ekonomi lokal semakin terhambat.
Dengan kondisi yang terus berulang saban tahun, Camat Ketungau Hulu mendorong adanya koordinasi lintas sektor untuk memastikan distribusi barang subsidi ke wilayah perbatasan berjalan optimal dan tepat sasaran.














