BARITO UTARA, KN – Sebuah insiden kurang menyenangkan dialami seorang wanita paruh baya yang hendak melakukan perjalanan menuju Muara Teweh, pada Senin 1 Desember 2025. Wanita tersebut, yang diketahui baru pertama kali naik pesawat, justru tertinggal pesawat meski telah melalui seluruh proses pemeriksaan dan berada di ruang tunggu sebelum keberangkatan. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan serius dari pihak keluarga mengenai prosedur pendampingan dan pengawasan penumpang lansia di area bandara.
Menurut keterangan keluarga, sang ibu diantar oleh anaknya sampai ke area pemeriksaan atau X-ray. Setelah itu, sang anak menyampaikan secara langsung kepada petugas bandara agar ibunya mendapat pendampingan hingga masuk ke pesawat. Hal ini diminta karena yang bersangkutan sudah lanjut usia dan belum memiliki pengalaman naik pesawat sebelumnya.
“Ibu saya sudah masuk check-in dan sudah masuk ruang tunggu, berarti sudah siap berangkat. Saya sudah minta tolong tadi agar diarahkan, kenapa bisa sampai ditinggal?” demikian bunyi pesan WhatsApp anak penumpang yang ditujukan kepada petugas bandara.
Yang menambah kekecewaan keluarga, pihak maskapai baru menghubungi anak penumpang tersebut setelah pesawat lepas landas dan menginformasikan bahwa sang ibu ternyata ketinggalan pesawat. Padahal, menurut keluarga, seharusnya ada petugas yang memastikan seluruh penumpang yang berada di ruang tunggu bergerak menuju gate pada saat boarding.
“Emang buhan pian (kalian) ga ada kah petugas khusus jaga ruang tunggu memastikan penumpang?” tanya anak tersebut dalam pesannya.
Menanggapi hal itu, pihak bandara maupun maskapai memberi penjelasan bahwa petugas sebenarnya ada dan proses pengecekan sudah dilakukan. “Ada, Bu. Bisa dicek di CCTV kalau ibunya ibu tidak ada di depan Gate 6,” balas pihak bandara. Mereka juga menambahkan bahwa staf yang terekam dalam video CCTV tidak melakukan konfirmasi kepada anak penumpang. Selain itu, menurut petugas, mereka telah melakukan pemanggilan menggunakan pengeras suara di bandara sebanyak lebih dari delapan kali.
Meski demikian, keluarga tetap merasa adanya kelalaian dalam memastikan penumpang lansia yang memerlukan pendampingan benar-benar diarahkan hingga masuk pesawat. Mereka berharap kejadian serupa tidak terulang dan pihak bandara maupun maskapai dapat memperbaiki koordinasi serta pengawasan terhadap penumpang yang membutuhkan perhatian khusus. (Ramli)














