SINTANG, KN – Pemerintah Desa Baning Panjang, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, tengah menggiatkan penanaman jagung hibrida di lahan tumpang sari dan monokultur sebagai bagian dari upaya mendukung program swasembada pangan nasional melalui Asta Cita Tahun 2025.
Kepala Desa Baning Panjang, Theodorus Ensali, menyampaikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan di tiga lokasi berbeda dengan pendekatan teknologi pertanian yang bervariasi. “Kami menerapkan tiga metode penanaman: pertama dengan pupuk kimia, kedua dengan pupuk organik, dan ketiga menggunakan metode biosaka dari Dinas Pertanian,” ungkapnya saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Rabu (28/5).
Penanaman jagung hibrida ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Desa Baning Panjang, Polsek Kelam Permai, dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Theodorus menjelaskan bahwa inisiatif ini menjadi langkah awal dalam mengubah pola tanam masyarakat yang sebelumnya lebih banyak menanam jagung manis.
“Sekarang kami mulai mengarahkan petani ke jagung hibrida yang lebih efisien dan bernilai ekonomi lebih tinggi. Ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya,” ujarnya.
Sebagai bagian dari keberlanjutan program, Desa Baning Panjang telah menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan CU Keling Kumang, yang akan menjadi mitra penampung hasil panen dari para petani. Hal ini diharapkan memberikan kepastian pasar dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kami tidak ingin ini hanya menjadi kegiatan seremonial. Harus ada manfaat nyata bagi masyarakat. Masih banyak lahan tidur di desa kami yang bisa diolah, dan jagung bisa menjadi komoditas unggulan yang menguntungkan,” tutup Theodorus. (RBN)














