Gawat Anak SD Kecanduan Obat

oleh
oleh

Pengungkapan salah seorang guru Sekolah Dasar di Kota Sintang cukup mencenangkan, terungkap bahwa anak didiknya telah kecanduan meminum obat yang diduga kuat mengandung unsure narkotika. <p style="text-align: justify;">“Saat kami merajia anak-anak kami terdapat 26 anak mulai kelas IV sampai dengan kelas VI merokok,” kata guru wanita yang namanya dirahasiakan kepada kalimantan-news.com, Rabu (11/4).<br /><br />Beranjak dari temuan ini pihak sekolah yang melakukan penelusuran, hasilnya tidak hanya merokok para murid ini juga telah kecanduan meminum obat yang dikenal dikalangan anak-anak namanya “kode ini.” Obat ini adalah jenis obat batuk yang banyak dijual ditoko-toko obat. <br /><br />“Ketika meminum obat batuk  “kode ini” dalam jumlah banyak, pengaruh dapat membuat pengkonsumsinya setengah sadar,” imbuhnya.<br /><br />Mencari tahu tentang obat itu, guru di salah satu sekolah dasar cukup terkenal di Kota Sintang ini, dirinya memanfaatkan internet. <br /><br />“Obat itu mengandung morfin, makanya ketika meminum dalam dosis tinggi, pengaruhnya membuat anak-anak itu “play,&rdquo; kata Dia.<br /><br />Selain menemukan anak merokok, meminum obat terlarang, menyimpang video porno, kata wanita itu menemukan beberapa jenis games yang mengandung unsure pornograpi. “Sangat mencenangkan, ternyata anak-anak kami telah jauh terjerumus,” sesalnya sembari mengulang beberapa kali agar tidak disebutkan namanya dan sekolahnya.<br /><br />Warga Desa Baning Kota ini berharap pemerintah tidak hanya Dinas Pendidikan namun semua instansi terkait secepatnya harus turun tangan. Pasalnya jika tidak dari sekarang maka pasti generasi akan datang akan lebih hancur lagi. “Kita sadari pengaruh orang tua sangat dominan, namun pemerintah juga tidak tinggal diam, kami mohon agar ada tindakan nyata agar dapat menyelamatkan generasi muda kita,” pinta Dia.<br /><br />Guru BK (Bimbingan Konseling) menurut Dia, harus diaktipkan ditiap-tiap sekolah. Dari guru BK ini paling tidak sedikit mengurangi dan menghambat keterpurukan anak usia dini ini. “Kita lihat di sekolah di Kota Sintang belum semua sekolah mengaktifkan guru BK, apalagi di pelosok, mungkin pada penerimaan tahun ini dapat diformasikan penerimaan guru BK yang punya spesialis mendidik dan membimbing anak-anak agar tak terjerumus pada hal-hal negatif,” sarannya.<br /><br />Komisi penyiaran saat ini dinilainya juga tidak menjalankan perannya dengan maksimal, karena sinetron di banyak televisi punya peranan merusak mental dan etika anak didik. Dicontohkannya beberapa sinetron yang menurut Dia tidak layak ditonton pelajar. “Kenapa tayangan yang tidak mendidik ini terus berlangsung, mestinya komisi penyiaran yang punya hak untuk membrendel sinetron-sinetron itu agar tidak ditayangkan lagi,” lanjutnya.<br /><br />“Marilah pemerintah dari semua instansi terkait, orang tua para guru dan lingkungan agar bahu membahu mengatasi masalah ini. Kita ingin generasi muda kita tidak terjerumus pada hal-hal negatif. Kapan lagi kita harus memulai jika tidak dari sekarang. Saya yakin temuan tadi tidak hanya terjadi di sekolah kami, pasti di sekolah-sekolah lainya di Sintang sudah terjadi,” tukasnya. <strong>(phs)</strong></p>