SINTANG, KN – Menghadapi ancaman cuaca ekstrem akibat fenomena La Niña, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang mengimbau seluruh aparat pemerintahan dari tingkat kecamatan, kelurahan, hingga desa untuk lebih aktif dalam melaporkan kondisi lingkungan terkini di wilayah masing-masing. Imbauan ini disampaikan sebagai langkah antisipatif menghadapi potensi bencana seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang mulai mengintai sejumlah daerah di Kalimantan Barat.
Kepala BPBD Kabupaten Sintang, Abdul Sufryadi, menegaskan bahwa kolaborasi dan koordinasi antarpemerintah menjadi kunci utama dalam memperkuat sistem deteksi dini bencana. Ia menyebut, informasi cepat dari aparat desa sangat penting dalam menentukan langkah-langkah penanganan darurat sebelum bencana menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materiil.
“Kami sudah menyampaikan surat resmi dan imbauan agar camat, lurah, hingga kepala desa aktif melaporkan kondisi terkini di wilayah masing-masing. Data lapangan menjadi dasar kami dalam menetapkan langkah cepat tanggap darurat,” ujar Abdul Sufryadi, Jumat (7/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa BPBD telah menyiapkan formulir monitoring khusus untuk mempermudah pelaporan. Formulir tersebut mencakup data tentang curah hujan, tinggi permukaan air sungai, kondisi tanah, potensi longsor, serta peristiwa angin kencang dan banjir. Laporan tersebut nantinya dikompilasi oleh BPBD untuk menentukan daerah rawan dan kebutuhan logistik di lapangan.
“Kami ingin semua lini pemerintahan daerah bergerak. Bencana memang tidak bisa dicegah sepenuhnya, tetapi dampaknya bisa diminimalkan kalau koordinasi berjalan dengan baik dan cepat,” tegasnya.
Berdasarkan data BPBD Sintang per awal November 2025, sedikitnya 12 desa di Kecamatan Dedai, Serawai, dan Sepauk telah berstatus waspada banjir akibat meningkatnya curah hujan dalam beberapa hari terakhir. Sementara wilayah Kelam Permai dan Binjai Hulu berpotensi mengalami longsor ringan hingga sedang karena kondisi tanah yang mulai labil pascahujan berintensitas tinggi selama sepekan berturut-turut.
Untuk memperkuat kesiapsiagaan, BPBD telah menyiapkan posko siaga bencana di seluruh kecamatan, melengkapi peralatan evakuasi darurat seperti perahu karet dan tenda logistik, serta melakukan koordinasi intensif dengan Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan unsur TNI-Polri. Semua pihak diminta untuk memastikan bahwa penanganan bencana dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sasaran.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk memastikan bantuan logistik dan layanan medis cepat tersedia bila terjadi bencana. Kami ingin memastikan tidak ada warga yang terisolasi tanpa pertolongan,” jelasnya.
Abdul juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mengabaikan tanda-tanda alam seperti kenaikan permukaan air sungai secara tiba-tiba, munculnya retakan tanah, maupun angin kencang yang tidak biasa. Ia berharap budaya pelaporan cepat dari masyarakat dan aparat desa dapat menjadi kebiasaan baru yang memperkuat sistem mitigasi bencana di Sintang.
“Jangan tunggu sampai bencana terjadi baru melapor. Kami harap laporan cepat bisa menjadi budaya baru di tingkat desa. Informasi awal sangat penting untuk menentukan langkah pencegahan,” ujarnya.
BPBD Sintang juga terus melakukan pemutakhiran data potensi bencana setiap minggu dan menyebarkannya kepada seluruh perangkat daerah, termasuk sekolah, lembaga sosial, dan organisasi masyarakat. Tujuannya agar seluruh elemen masyarakat ikut berperan dalam mitigasi bencana, terutama menghadapi fenomena La Niña yang diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun dan membawa curah hujan di atas normal.
“La Niña membawa curah hujan lebih tinggi dari biasanya. Maka tanggap darurat bukan hanya tugas BPBD, tetapi tanggung jawab bersama antara pemerintah daerah, aparat desa, dan masyarakat,” tegasnya.
Abdul juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan gotong royong dan kepedulian sosial dalam menghadapi musim penghujan. Kegiatan sederhana seperti membersihkan saluran air, memperkuat tanggul sungai, menanam pohon, serta melapor bila terjadi potensi bencana dapat membantu mencegah kerugian yang lebih besar.
“Kita tidak bisa menantang alam, tetapi kita bisa bersiap menghadapi dampaknya. Mari sama-sama menjaga lingkungan agar lebih tangguh menghadapi cuaca ekstrem,” pungkasnya.
Dengan kesiapsiagaan yang baik dan kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, BPBD Sintang berharap dampak dari musim La Niña tahun ini dapat diminimalkan. Pemerintah Kabupaten Sintang berkomitmen memperkuat sistem mitigasi dan respons cepat agar masyarakat dapat hidup lebih aman, tangguh, dan siap menghadapi segala kemungkinan bencana. (Rilis Kominfo)














