Keramba Ikan Desa Balai Nanga di Duga Bermasalah

oleh
oleh

Keramba ikan milik kelompok tani karya bhakti yang terletak di desa balai nanga kecamatan Kapuas diduga bermasalah. Sejak dibangun oleh dinas terkait pada akhir 2010 lalu, sampai saat ini, pihak kelompok perikanan desa setempat tidak pernah mendapat bibit dan pakan ikan seperti bantuan pada umumnya. Artinya, sejak dibangun, para kelompok perikanan di desa itu tidak pernah dibina oleh dinas terkait. <p style="text-align: justify;">Kayu yang dibuat untuk membangun keramba berasal dari kayu kelas dua. Hal itu dikatakan ketua RT 8, Ruslan kepada sejumlah media yang melakukan kunjungan ke desa tersebut,beberapa waktu lalu. Ruslan mengaku kecewa dengan pekerjaan bangunan keramba oleh kontraktor  bernama Edo asal Pontianak  yang membangun dengan kayu asal-asalan pada bagian atasnya, sedang bagian bawah diakui kayu belian.<br /><br />”Coba lihat jak sendiri, kayu yang dipakai kayu asal-asalan,iya si, bagian bawah belian, tapi bagian bawahkan kayunya asal saja,”katanya.<br /><br />Selanjutnya, Ruslan menambahkan bahwa keramba ikan tersebut juga pernah terbawa arus karena kelompok tani enggan mengurus keramba karena memang tidak ada ikan di dalamnya,”sempat gak anyut kemarin, untung ada warga kita yang nemu, lalu di bawa lagi, tapi tidak ditambat di tempat semula,”ujarnya.<br /><br />Sementara itu, anggota kelompok tani karya bhakti Desa Balai Nanga, Naim, ketika dikonfirmasi wartawan  mengatakan bahwa keramba tersebut dibuat sekitar bulan oktober 2010 dengan jumlah 10 keramba. Dinas terkait, tambahnya pernah memberikan bantuan satu kali saja yaitu berupa bibit ikan dan pakannya,<br /><br />”Seingat saya, kami hanya dapat 200 ekor bibit ikan ditambah pakannya. Namun sampai sekarang tidak pernah ada lagi. Padahal kami berharap, kelompok kami ini dibina, bukan dilepaskan begitu saja,”sesal Naim.<strong> (phs)</strong></p>