Kewirausahaan Halal: Membangun Bisnis yang Sesuai dengan Syariat Islam

- Jurnalis

Minggu, 16 November 2025 - 18:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ARTIKEL – Pendahuluan

Di tengah arus globalisasi yang berkembang pesat, kewirausahaan tidak hanya menjadi sarana
untuk meraih keuntungan ekonomi, tetapi juga menjadi salah satu aktivitas yang berperan besar
dalam membentuk perubahan sosial. Bagi seorang Muslim, berwirausaha bukan semata-mata
berorientasi pada profit, tetapi juga harus berjalan sesuai prinsip syariat islam. Kewirausahaan
halal hadir sebagai konsep yang memadukan tujuan dunia dan akhirat, di mana keberhasilan
bisnis menjadi bernilai lebih ketika dikelola sesuai ajaran agama dan memberikan manfaat bagi
masyarakat.

Fokus utama kewirausahaan halal terletak pada aspek kehalalan dalam seluruh proses bisnis __
mulai dari produk, transaksi, hingga pengelolaan usaha. Kejujuran, keadilan, transparansi, dan
penghindaran unsur yang dianggap tidak sesuai syariat (haram) menjadi prinsip
fundamentalnya. Artikel ini menguraikan penerapan nilai-nilai syariah dalam kewirausahaan,
sekaligus menggambarkan peluang dan tantangan dalam mengembangkan bisnis yang halal.

1. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan dalam Islam

Kewirausahaan dalam islam bukan sekedar untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk
memberikan manfaat sosial, dan memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan dengan
cara yang benar menurut ajaran agama. Berikut beberapa prinsip dasarnya :

a. Kejujuran dan Transparansi (Shidq)

Islam sangat menekankan kejujuran dalam segala bentuk transaksi. Rasulullah SAW
sendiri dikenal sebagai seorang pedagang yang sangat jujur dan amanah. Dalam
menjalankan bisnis, seorang wirausahawan harus memastikan bahwa produk yang
dijual benar-benar sesuai dengan klaim yang diberikan kepada konsumen. Tidak
boleh ada penipuan, manipulasi, atau pengelabuan dalam bentuk apapun.
Contoh: Dalam menjual produk kosmetik halal, pengusaha perlu memastikan
bahan-bahan yang digunakan benar-benar bebas dari unsur haram, sekaligus
menyediakan informasi produk yang jelas dan transparan.

b. Keadilan (Adl)

Islam mengajarkan bahwa segala transaksi harus dilakukan dengan adil, baik itu
dalam urusan jual beli, upah pekerja, maupun hubungan dalam mitra bisnis. Tidak
boleh ada pihak yang dirugikan. Hak-hak pekerja harus dihormati, dan setiap
kesepakatan yang dibuat harus adil bagi kedua belah pihak.
Contoh : Dalam usaha makanan, harga produk harus ditetapkan secara wajar tanpa
merugikan konsumen. Gaji pekerja pun harus diberikan sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan tanpa adanya eksploitasi.

c. Menghindari yang Haram
Salah satu prinsip dasar kewirausahaan halal adalah menghindari semua yang
dilarang oleh syariat islam. Ini berarti bahwa bisnis yang dijalankan tidak boleh
melibatkan transaksi atau produk yang haram, seperti alkohol, daging babi, riba (
bunga), perjudian, dan ketidakpastian.
Contoh : Dalam usaha makanan, pastikan bahan baku yang digunakan benar-benar
halal dan bebas dari unsur yang dilarang dalam agama islam. Lalu dalam hal
pembiayaan usaha, hindari pinjaman berbunga (riba) dan carilah alternatif
pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariat, seperti pembiayaan berbasis bagi
hasil.

d. Tanggung Jawab Sosial (Amanah)
Seorang wirausahawan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap bisnis dan
keuntungan pribadi, tetapi juga terhadap masyarakat dan lingkungan. Setiap usaha
harus memberikan manfaat yang luas dan membantu memecahkan masalah sosial,
seperti mengurangi pengangguran, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan
membantu mereka yang membutuhkan.
Contoh : Membuka usaha catering halal yang merekrut tenaga kerja dari masyarakat
sekitar atau menyediakan pelatihan keterampilan bagi kelompok kurang mampu.

2. Langkah-Langkah Praktis Membangun Bisnis Halal
Membangun sebuah bisnis yang memenuhi prinsip syariat islam bukan hal yang sulit,
tetapi memerlukan perencanaan yang matang dan komitmen yang tinggi. Berikut
langkah-langkah yang dapat dilakukan :

a. Menentukan Bisnis Usaha Halal
Langkah pertama dalam membangun bisnis halal adalah memilih usaha yang sejalan
dengan syariat. Banyak industri yang dapat dijadikan pilihan, mulai dari makanan,
kosmetik, fashion, dan jasa keuangan syariah termasuk industri yang terus
berkembang dan memiliki pasar luas.
Contoh : Restoran halal, toko kosmetik halal, atau layanan perjalanan wisata halal.

b. Memastikan Produk dan Proses Produksi Halal
Setelah memilih bisnis, langkah berikutnya memastikan bahwa produk dan proses
produksinya sesuai dengan ajaran islam. Ini mencakup pemilihan bahan baku yang
halal, memastikan proses produksi tidak ada bahan haram, serta menggunakan
teknologi dan mesin yang haal dalam proses pembuatan.
Contoh : Usaha katering, pastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan bersumber
dari peternakan yang mengolahnya dengan cara halal. Begitu pula dengan kosmetik,
pastikan bahwa bahan-bahan kosmetik bebas dari alkohol dan bahan haram lainnya.
c. Mengajukan Sertifikasi Halal
Sertifikasi dari lembaga berwenang seperti MUI sangat penting untuk membangun
kepercayaan konsumen. Prosesnya mencakup audit bahan baku, alur produksi,
hingga pengawasan berkala.
Proses sertifikasi halal : Sertifikasi halal biasanya melibatkan audit terhadap bahan
baku, proses produksi, dan pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa tidak
ada unsur haram dalam produk yang dijual.

d. Mengelola Keuangan Bisnis Halal
Pengelolaan keuangan sangatlah penting. Perlu dipastikan bahwa sumber modal
usaha tidak berasal dari riba (bunga), serta arus kas harus dikelola dengan baik agar
bisnis bisa berkembang secara berkelanjutan.
Contoh : Menggunakan pembiayaan yang dilakukan dengan berbagi keuntungan,
bukan dengan bunga. Pastikan juga bahwa pembukuan dilakukan secara transparan
dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

3. Industri Halal yang Berkembang Pesat
Industri halal telah berkembang pesat, tidak hanya pada makanan, tetapi dari fashion,
kosmetik, hingga pariwisata. Menurut laporan State of the Global Islamic Economy,
industri halal diperkirakan akan terus tumbuh dengan pesat, dengan angka total
konsumsi mencapai triliunan dolar setiap tahunnya. Berikut beberapa industri halal yang
sedang berkembang dan memiliki potensi bisnis besar :
a. Makanan Halal
Makanan halal adalah industri yang paling banyak diminati, baik oleh konsumen
muslim maupun non-muslim yang mengutamakan kualitas dan kebersihan makanan.
Peluangnya meliputi restoran, catering, hingga produk siap saji.

b. Kosmetik Halal
Kosmetik halal berkembang pesat seiring meningkatnya kesadaran akan produk
kecantikan yang aman dan bebas dari bahan-bahan haram dan berbahaya. Produk
kosmetik halal umumnya menggunakan bahan-bahan alami dan aman bagi kulit.

c. Fashion Halal
Fashion halal kini tidak hanya sebatas pada pakaian muslimah seperti hijab, tetapi
juga mencakup tren pakaian yang sesuai dengan syarial islam, yang menutup aurat
dan tidak transparan.

d. Pariwisata Halal
Pariwisata halal kini semakin populer dengan banyaknya destinasi wisata yang ramah
muslim. Hotel, restoran, dan layanan wisata yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariat islam semakin banyak dicari oleh wisatawan muslim.

Kesimpulan
Kewirausahaan halal adalah konsep yang menggabungkan pencapaian keuntungan dengan
nilai-nilai spiritual dan sosial. Dengan menjalankan prinsip kejujuran, keadilan, dan transparansi
serta menjauhi unsur haram, seorang wirausahawan dapat membangun usaha yang memberi
manfaat luas dan menghadirkan keberkahan.
Dengan perkembangan industri halal yang pesat, terdapat banyak peluang bagi wirausahawan
untuk terjun ke sektor-sektor seperti makanan, kosmetik, fashion, dan pariwisata. Dengan
memanfaatkan tren ini, wirausahawan muslim dapat memanfaatkan kesempatan untuk
memperluas pasar, membangun bisnis yang sukses, dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Penulis : Dayana Maya Lestari
Prodi : Sistem Informasi
Mahasiswa STMIK Tazkia

Berita Terkait

Menganalisis Kematian Dini Startup:
Branding dan Customer Experience untuk Memenangkan Persaingan Bisnis
Membangun Jiwa Wirausaha Islami di Era Digital
Kewirausahaan Berbasis Syariah: Membangun Usaha yang Berkah dan Berkelanjutan
Keadilan yang Tergadai: Jika Si Kaya Bisa ‘Membeli’ KIP, Kewirausahaan Adalah Senjata Kami yang Tak Punya Ordal.
Adaptasi atau Tenggelam: Peran Inovasi di Era Persaingan Global
Sociopreneurship: Bisnis yang Mengubah Dunia
Sociopreneurship: Bisnis yang Mengubah Dunia

Berita Terkait

Kamis, 20 November 2025 - 18:47 WIB

Menganalisis Kematian Dini Startup:

Rabu, 19 November 2025 - 12:34 WIB

Branding dan Customer Experience untuk Memenangkan Persaingan Bisnis

Rabu, 19 November 2025 - 12:14 WIB

Membangun Jiwa Wirausaha Islami di Era Digital

Senin, 17 November 2025 - 16:02 WIB

Kewirausahaan Berbasis Syariah: Membangun Usaha yang Berkah dan Berkelanjutan

Senin, 17 November 2025 - 15:54 WIB

Keadilan yang Tergadai: Jika Si Kaya Bisa ‘Membeli’ KIP, Kewirausahaan Adalah Senjata Kami yang Tak Punya Ordal.

Berita Terbaru