Kepala Dinas Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Yuendri Irawanto mengatakan jumlah korban meninggal akibat penyakit diare di daerah tersebut bertambah. <p style="text-align: justify;">"Jumlah korban meninggal dunia akibat penyakit diare sejak 1-11 Agustus 2011 bertambah menjadi dua orang," kata Kepala Dinkes Kotawaringin Timur, Yuendri Irawanto di Sampit, Kamis.<br /><br />Sedangkan pasien penderita diare yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Murjani Sampit saat ini ada sebanyak 70 orang.<br /><br />Dalam tiga bulan terakhir, yakni Juni, Juli dan Agustus 2011 ada sebanyak 278 penderita diare menjalani perawatan di RSUD dr Murjani Sampit dan empat orang diantara meninggal dunia.<br /><br />Untuk Juni ada sebanyak 54 pasien diare, satu di antaranya meninggal dunia begitu juga pada Juli 2011 dari 154 penderita satu orang meninggal dunia.<br /><br />Menurut Irawanto, jumlah penderita diare pada 1-11 Agustus 2011 mengalami kecenderungan peningkatan dibandingkan pada bulan sebelumnya.<br /><br />Dengan ditemukannya korban meninggal dunia dan bertambahnya jumlah penderita diare yang menjalani perawatan di RSUD dr Murjani Sampit menandakan kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat masih rendah.<br /><br />"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi penyebaran penyakit diare di Kotawaringin Timur, mulai dari memberikan penyuluhan tentang pola hidup sehat hingga menyediakan pelayanan kesehatan dan oralit secara gratis di seluruh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)," katanya.<br /><br />Tanpa adanya peran dan dukungan dari masyarakat upaya Dinkes untuk mengatasi penyebaran penyakit diare di Kotawaringin Timur akan sia-sia.<br /><br />Dari 278 penderita diare di Kotawaringin Timur 98 persen adalah anak usia di bawah lima tahun (Balita). Hal itu dikarenakan para orang tua kurang memberikan perhatian terhadap kesehatan keluarga.<br /><br />"Sebagian besar masyarakat Kotawaringin Timur, terutama yang tinggal di wilayah Kota Sampit mengonsumsi air hasil produksi depot ini ulang dan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Dharma Tirta dan berdasarkan hasil uji Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) air tersebut telah terkontaminasi bakteri Escherichia coli dan Coliform," katanya.<br /><br />Dari 32 depot air isi ulang yang diperiksa lima di antaranya air produksinya mengandung bakteri Escherichia coli dan Coliform, di mana jenis bakteri tersebut dapat mengakibatkan penyakit diare, untuk itu air yang telah terkontaminasi bakteri itu tidak layak untuk dikonsumsi.<br /><br />"Kami imbau kepada masyarakat untuk mengonsumsi air yang bersih dan higienis serta memasak atau merebus terlebih dahulu air yang akan dikonsumsi agar terhindar dari penyakit diare," kata dia.<br /><br />Jangan lupa merendam air panas tempat air minum atau dot balita sebelum dipergunakan serta biasakan menutup saat tidak dipergunakan. <strong>(das/ant)</strong></p>