Mahasiswa Temui Pimpinan PLN Pertanyakan Pemadaman Listrik

oleh
oleh

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menemui pimpinan PT PLN Kalselteng menanyakan seringnya pemadaman listrik. <p style="text-align: justify;"> Pertemuan perwakilan mahasiswa dengan GM PT PLN Kalselteng Purnomo di aula PLN Jalan Panglima Batur Kota Banjarbaru, Kamis, itu dikawal puluhan aparat Kepolisian Resor Banjarbaru.<br /><br />"Kami mempertanyakan seringnya pemadaman listrik yang akhir-akhir ini terjadi sehingga merugikan pelanggan PLN," ujar Ketua PMII Kabupaten Tanah Laut Harianto kepada wartawan.<br /><br />Ia mengatakan, Kalsel sebagai lumbung batu bara yang merupakan sumber energi utama bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-Asam harusnya terhindar dari pemadaman.<br /><br />Ditekankan, pemadaman listrik yang terjadi hampir setiap hari dengan waktu yang tidak teratur sudah sangat merugikan masyarakat yang menjadi pelanggan perusahaan listrik itu.<br /><br />"Pemadamannya tidak teratur dan bisa terjadi tiga sampai empat kali dalam satu hari sehingga kondisi itu sangat merugikan masyarakat sebagai pelanggan PLN," ucapnya.<br /><br />General Manager PT PLN Kalselteng Purnomo mengatakan, pemadaman listrik di wilayah Kalsel dan Kalteng karena adanya perbaikan mesin PLTU unit 3 yang harus dipelihara.<br /><br />"Sistem kelistrikan Barito yang membawahi Kalselteng mengalami defisit daya listrik sehingga terjadi pemadaman terutama pada beban puncak malam hari," ujarnya.<br /><br />Menurutnya, masa pemeliharaan ditarget selesai akhir Maret sehingga diharapkan masyarakat pelanggan PLN bersabar atas ketidaknyamanan yang dirasakan tersebut.<br /><br />"Kami berupaya menjaga mesin PLTU tetap andal sehingga melakukan pemeliharaan, meski pun dampaknya pelanggan baik di Kalsel dan Kalteng terkena pemadaman listrik," kata dia.<br /><br />Mendapat jawaban pimpinan PLN itu, mahasiswa bisa menerima tetapi akan terus mengawasi sesuai batas waktu yang disampaikan PLN bahwa pemadaman berhenti akhir Maret.<br /><br />"Kami akan mengawasi apakah pemadaman benar-benar berakhir pada akhir Maret. Jika tidak, kami akan datang kembali mempertanyakan," kata Harianor. (das/ant)</p>