SINTANG, KN – Organisasi masyarakat (ormas) Sabang Merah Borneo, di bawah kepemimpinan Petrus Sabang Merah, secara tegas menolak rencana transmigrasi di Pulau Kalimantan. Penolakan ini disampaikan melalui pernyataan resmi yang dikeluarkan hari ini, menyatakan keprihatinan atas potensi dampak negatif transmigrasi terhadap lingkungan dan masyarakat adat Kalimantan.
Petrus Sabang Merah menjelaskan bahwa transmigrasi, jika tidak direncanakan dan dikelola dengan baik, dapat mengancam kelestarian hutan Kalimantan yang kaya akan keanekaragaman hayati. Ia juga menyoroti potensi konflik lahan dan perebutan sumber daya alam antara penduduk asli dan transmigran. “Kami bukan menolak pembangunan, tetapi kami menolak bentuk pembangunan yang merugikan masyarakat adat dan lingkungan,” tegas Petrus.
Ormas Sabang Merah Borneo mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan secara matang rencana transmigrasi dan melibatkan masyarakat adat dalam setiap proses pengambilan keputusan. Mereka juga meminta pemerintah untuk memprioritaskan program pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal tanpa mengorbankan kelestarian alam Kalimantan.
Pernyataan penolakan ini mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat sipil di Kalimantan. Mereka berharap pemerintah dapat mendengarkan aspirasi masyarakat adat dan mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi hak-hak mereka serta kelestarian lingkungan Kalimantan. Perdebatan mengenai transmigrasi di Kalimantan terus berlanjut, dengan berbagai pihak yang memiliki pandangan berbeda. Namun, pernyataan tegas dari Sabang Merah Borneo ini menjadi sorotan penting dalam perdebatan tersebut.














