Keindahan dan keserasian adat serta budaya Banjar yang ditampilkan Persatuan Anggrek Indonesia Kalimantan Selatan pada "Internasional 5th China International Orchid Show" di Luhuitou Square, Kota Sanya, Hainan, China, 5-7 Januari 2011 memukau dunia. <p style="text-align: justify;">Ketua Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) Kalimantan Selatan Aida Muslimah di Banjarmasin, Senin (31/01/2011), mengatakan, "landscape display" yang menampilkan budaya, kehidupan warga Dayak termasuk rumah bubungan tinggi, flora-fauna khas Kalsel membuat stan Indonesia menjadi stan paling ramai dikunjungi warga dari berbagai negara. <br /><br />Keserasian rancangan yang dilengkapi dengan boneka bekantan yang merupakan maskot hewan Kalsel, juga danau dengan ikannya, serta berbagai macam tanaman anggrek membuat Indonesia berhasil meraih "Golden Award" pada ajang tersebut. <br /><br />"Landscape display" yang sebelumnya selalu dimenangi Singapura dan tuan rumah, kini mampu digondol oleh Indonesia menyingkirkan 22 negara lainnya," kata mantan istri Wakil Gubernur Kalsel tersebut. <br /><br />Hal itu, kata dia, menjadi kebanggaan luar biasa bagi PAI Kalsel khususnya dan Indonesia umumnya, kendati baru pertama kali mengikuti ajang paling bergengsi itu, Kalsel langsung menyabet juara salah satu dari beberapa tema lomba dalam ajang tersebut. Ada beberapa tema lomba dalam ajang pameran anggrek International tersebut, anta lain, lomba media tanam anggrek dalam pot, lomba jenis anggrek alam juga lomba Landscape display. <br /><br />Indonesia, kata dia, hanya sempat mengikuti satu jenis lomba karena keterbatasan waktu untuk persiapan. <br /><br />"Sebenarnya kita menginginkan untuk mengikutkan anggrek bulan Pelaihari, namun karena anggrek yang layak untuk diikutkan lomba tidak ada hingga waktu yang ditentukan, terpaksa anggrek bulan batal diikutkan," katanya. <br /><br />Namun demikian, kata dia, sebagai promosi tentang keberadaan anggrek bulan tersebut, "Landscape display" yang dirancang oleh PAI Kalsel tetap menonjolkan keberadaan anggrek tersebut. <br /><br />Keindahan dan keistimewaan anggrek Pelaihari yang menghiasi sebagian besar rumah Bubungan Tinggi dan taman disekitar danau buatan tersebut, tambah Aida, diduga menjadi salah satu pndukung Indonesia mampu membawa "Golden Award". <br /><br />Bukan hanya anggrek bulan, kata dia, keberadaan sebagian rombongan Indonesia yang menggunakan pakaian adat dayak lengkap dengan senjata dan aksesoris lainnya juga mendapatkan apresiasi luar biasa bagi penonton. <br /><br />"Stand kami hampir setiap hari dijubeli oleh pengunjung, sekedar untuk berfoto didepan rumah Banjar dan dengan peserta berbaju Dayak," katanya. <br /><br />Hampir seluruh peserta yang berbaju Dayak mendadak jadi selebritis, karena banyak peserta yang ingin foto bersama. <br /><br />"Bahakn pada saat makan di restoran, kami selalu ditarik-tarik dan dikerubungi untuk foto bersama," katanya. <br /><br />Pada ajang berikutnya, kata dia, Aida berharap anggrek bulan Pelaihari bisa diikutkan lomba. Selain itu seluruh bunga anggrek yang digunakan untuk hiasan lomba bisa dibawa dari Indonesia. <br /><br />Berbeda saat ini, sebagian besar anggrek untuk hiasan "landscape display" dari seluruh negara peserta, disiapkan panitia Cina. <br /><br />Dengan demikian, tambah dia, anggrek yang dipajang bukan asli Indonesia tapi asli negara penyelenggara. <strong>(phs/Ant)</strong></p>