Kecamatan Paminggir Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah menjadi tumpuan ekonomi warga perbatasan setelah didirikan koperasi dengan usaha dibidang jasa simpan pinjam. <p style="text-align: justify;">Ketua Koperasi Bina Bersama Desa Tampakang Kecamatan Paminggir Bahruddin di Desa Tampakang, Minggu mengatakan, adanya koperasi tersebut merupakan kegiatan tanggung jawab perusahaan yang kini terus berkembang dari sisi usaha. <br /><br />"Banyak warga desa kedua provinsi yang telah terbantu terutama saat musim panceklik dalam menangkap ikan," ujarnya. <br /><br />Ia mengatakan, dalam sejak satu tahun terakhir, kondisi ekonomi di kecamatan yang seluruh daerahnya merupakan daerah rawa tersebut tidak menentu. <br /><br />Hal tersebut terjadi, kata dia, karena banjir terjadi hampir sepanjang tahun, sehingga masyarakat yang sehari-hari menggantungkan hidupnya dari mencari ikan nyaris kehilangan sumber mata pencaharian. <br /><br />Sementara, lahan pertanian juga tidak bisa ditanami padi, karena air yang cukup tinggi, dan tidak kunjung surut dalam waktu cukup lama. <br /><br />"Banjir bisa bertahan di daerah ini hingga tiga bulan lebih, sehingga bila dalam satu tahun banjir terjadi dua kali, maka nyaris sepanjang tahun daerah ini direndam banjir," katanya. <br /><br />Kondisi tersebut, kata dia, sangat menyulitkan warga terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. <br /><br />Membantu masyarakat menghadapi musim "paceklik" tersebut, kata dia, akhirnya didirikan koperasi "Bina Bersama" dengan modal awal Rp123,3 juta. <br /><br />"Seluruh fasilitas koperasi termasuk bangunan dan modal awal dibantu oleh PT Adaro Indonesia," katanya. <br /><br />Sejak berdirinya koperasi ini, kata dia, masyarakat mengaku sangat terbantu karena pada saat kondisi alam sedang tidak mendukung untuk mencari ikan, masyarakat masih bisa bertahan hidup dengan meminjam di koperasi. <br /><br />Pinjaman dengan bunga 7,5 persen tersebut, kata dia, boleh dikembalikan pada saat musim panen ikan atau banjir kembali surut. <br /><br />"Saat ini modal awal sebelumnya Rp123 juta telah berkembang menjadi Rp750 juta," katanya. <br /><br />Nasabahnya pun, tambah Bahruddin, tidak hanya dari Desa Tampakang tetapi desa lain, baik itu dari Bararawa, Sapala dan beberapa desa lainnya, juga dari Kabupaten Barito Kuala. <br /><br />Bahkan, kata dia, beberapa warga dari desa di Kalimantan Tengah juga meminjam di koperasi tersebut, seperti dari Desa Jenamas Barito Selatan dan sekitarnya juga meminjam dari koperasi yang dibangun di atas air tersebut. <br /><br />Humas PT Adaro Indonesia, Ismail mengatakan, pendirian koperasi tersebut merupakan salah satu program CSR dari perusahaan untuk penguatan ekonomi masyarakta perdesaan. <br /><br />Melihat dari manfaat dan perkembangan koperasi tersebut, kata dia, tidak menutup kemungkinan perusahaan akan berkembang menjadi lembaga keuangan cabang dari "Bauntung Mikro Financia". <br /><br />Menurut dia, pada musim banjir, perekonomian masyarakat yang bertumpu pada sektor perikanan, nyaris lumpuh, sehingga masyarakat sering kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. <br /><br />Sebaliknya, kata dia, begitu banjir surut, produksi ikan menjadi melimpah sehingga pendapatan masyarakat bisa naik hingga beberapa kali lipat. <br /><br />Mengantisipasi musim "paceklik" tersebut, kata dia, sebagian masyarakat juga memanfaatkan uang koperasi untuk membangun sumur-sumur yang pada saat banjir sebagai tempat persembunyian ikan. <br /><br />"Pada saat air surut, sumur-sumur tersebut dipenuhi berbagai jenis ikan," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>