Pasar Laja Ambruk, Pedagang Pindah Lokasi

oleh
oleh

Belakangan ini, pasar Sungai Laja, Desa Paal, Nanga Pinoh yang dulunya ramai pedagang sudah menjadi sepi. Hal itu dikarnakan pasar yang berada tepat di atas sudah ambruk membuat para pedagang berpindah tempat ke bagian depan atau memilih berjualan di tepian jalan Garuda. Sehingga membuat para pedagang berharap adanya dilakukan perehaban terhadap pasar tersebut. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Melawi, Alexander mengataka, Pemkab tahun ini belum ada menganggarkan untuk rehab pasar Laja. Kendati demikian, dari instansinya sudah melakukan survei pada para pedagang setempat.<br /><br />“Memang mereka meminta agar pasar ini dipertahankan. Kemudian kalau direhab, lantai dan meja jangan dicor, pakai papan saja. Mereka juga minta pemerintah untuk tidak membongkar pasar Laja,” katanya ditemui di ruangan kerjanua, kemarin.<br /><br />Alex menerangkan, pihaknya akan menyampaikan telahan staf pada bupati. Nantinya bupati yang akan memutuskan apakah bangunan tersebut dipertahankan, atau justru dibongkar. Sesuai aturan, memang seharusnya tak boleh ada bangunan di bantaran sungai.<br /><br />“Hanya, tentu kita lihat kepentingan masyarakat juga. Kita lihat sungai di bawah pasar ini, masih difungsikan masyarakat atau tidak. Begitu juga untuk pemanfaatan pasar disana, apakah masih memungkinkan dipertahankan. Kalau memang tak terjadi erosi, bisa saja tetap dibangun,” katanya.<br /><br />Sementara itu, salah seorang pedagang di Pasar Laja, Abdul Rasyid mengungkapkan ambruknya lantai pasar sudah terjadi sejak 2016 lalu. Pasar yang berdiri tepat di atas Sungai Laja atau tepat di muara Sungai Melawi ini memang berada pada areal yang labil sehingga rentan roboh.<br /><br />“Sudah dua kali dilakukan rehab, ambruknya sekitar beberapa bulan lalu. Hanya sekarang tidak ada pedagang yang berjualan di dalam pasar Laja karena sudah tak memungkinkan lagi,” katanya.<br /><br />Lebih lanjut Pria yang sudah menahun berdagang di Pasar Laja yang berada di tepat pada bantaran Sungai Melawi ini mengatakan pasar tersebut memang sudah lama tak dipakai pedagang sekitar tiga tahunan. Alasannya pondasi pasar yang kerap turun hingga yang paling parah separuh bagian lantainya jebol. Bahkan dalam kurun waktu dua tahun terakhir sudah jarang ada pedagang yang berjualan di dalamnya. Pedagang lebih banyak berjualan di tepi jalan langsung.<br /><br />“Hanya kami minta ini direhab kembali. Hanya jangan dicor seperti rehab sebelumnya sehingga membuat beban makin berat. Dulu kami usul pakai lantai papan belian saja. Begitu juga dengan lapak jualannya tak usah pakai beton, hanya dibuat kontraktornya tetap dicor,” terangnya.<br /><br />Abdul Rasyid berharap, Pasar Laja ini tetap dapat digunakan oleh pedagang di sekitarnya. Karena itu ia lebih meminta agar pemerintah melakukan rehab ketimbang membongkar bangunan pasar tersebut.<br /><br />“Kita menunggu dari pemerintah, bagaimana mengatasi ini. Kalau kami dipindah ke lokasi lain, tentu harus hitung-hitungan dulu, kalau rugi ya kami tak mau. Ada yang minta kami pindah ke Pasar Tradisional (pasar baru yang telah dibangun tak jauh dari Pasar Laja). Namun kan itu jauh, sedikit orang mau kesana. Berdagang ini bukan soal mau dicoba-coba,” katanya. (Edi)</p>