Meski APBD Sintang cukup besar, namun persoalan pembangunan di kabupaten Sintang belum mampu di laksanakan secara menyeluruh. Ini di buktikan dengan banyaknya infrastruktur yang mengalami kerusakan, khususnya di pedalaman dan desa-desa yang jauh dari pusat kota Kabupaten maupun kota kecamatan. <p style="text-align: justify;">“Dengan terbatasnya anggaran yang di miliki oleh pemerintah sementara persoalan pembangunan banyak yang mendesak harus di kerjakan, saya berharap pelaksanaan pembangunan itu tak hanya mengharapkan dana dari pemerintah saja,” kata Lusius Nelis, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang pada Kalimantan-news, Jumat (11/02/2011).<br /><br />Ia mengatakan, Kabupaten Sintang yang terdiri dari 14 Kecamatan dan terbagi dalam 281 desa, tentu memiliki ragam persoalan yang kesemuanya itu berharap uluran tangan pemerintah.<br /><br />“Oleh karena itu, ketika pemerintah tak mampu mengcover semua pembangunan itu, sudah seharusnya masyarakat mengembangkan perilaku berswadaya. Karena, dengan berswadaya, pekerjaan maupun pembangunan yang berat akan menjadi ringan bila di kerjakan secara bersama-sama,” jelasnya.<br /><br />Ia menambahkan, budaya gotong royong atau swadaya yang sudah mengakar sejak nenek moyang, sudah seharusnya di lestarikan di masa sekarang.<br /><br />“Salah satunya, dengan mengaplikasikan dalam bidang pembangunan. Contohnya, bila masyarakat `mengharapkan pembangunan jalan desa dari pemerintah sementara usulan tak pernah di respon, jangan ragu untuk berswadaya. Ajak masyarakat untuk bergotong royong membangunan atau memperbaiki jalan. Karena, kalau hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah, maka pembangunan yang selalu mentok ketika di usulkan, terap saja tak maju-maju,” sambung politisi Partai Pelopor ini.<br /><br />Ditambahkan Nelis, bantuan yang di berikan pemerintah pada masyarakat, biasanya hanya bersifat stimulant saja.<br /><br />“Nah, sudah menjadi tugas masyarakat untuk mengembangkan bantuan yang di kucurkan pemerintah. Namun, Bila bantuan itu tak kunjung datang ke masyarakat, jangan hanya duduk diam dan menunggu. Tetapi harus mencari jalan keluar dengan berswdaya,” tegasnya.<strong>(phs)</strong></p>
