MALINAU, KN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau terus mendorong peningkatan akses pendidikan tinggi di wilayah-wilayah terpencil melalui Program Desa Sarjana Unggul Tahun 2025. Program ini menjadi salah satu upaya strategis untuk mencetak sumber daya manusia unggul yang dapat berkontribusi langsung dalam pembangunan desa.
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program dari tahun 2021 hingga 2024, terdapat delapan desa yang hingga kini belum pernah mengirimkan peserta. Desa-desa tersebut kini ditetapkan sebagai prioritas dalam penjaringan peserta tahun 2025.
Kedelapan desa tersebut tersebar di empat kecamatan, yakni:
-
Kecamatan Pujungan: Desa Long Pua, Long Paliran, Long Bena, dan Long Belaka Pitau
-
Kecamatan Malinau Selatan Hulu: Desa Long Lake dan Long Rat
-
Kecamatan Malinau Selatan: Desa Punan Rian
-
Kecamatan Sungai Boh: Desa Long Top
Sekretaris Daerah Malinau, Ernes Silvanus, mengungkapkan bahwa belum adanya peserta dari desa-desa tersebut umumnya disebabkan oleh minimnya lulusan SMA di wilayah setempat.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan. Kita perlu menggali penyebabnya, apakah karena jumlah penduduk yang sedikit, atau masih ada pandangan bahwa sekolah cukup sampai SMP,” ujarnya.
Meski delapan desa menjadi prioritas, Ernes menegaskan bahwa program ini tetap terbuka bagi seluruh desa di Malinau. Proses penjaringan peserta akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang akan diumumkan kemudian.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa Program Desa Sarjana Unggul kini juga diarahkan untuk menjawab kebutuhan riil masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan.
“Contohnya dokter, itu sangat penting, apalagi wilayah kita luas dan akses ke layanan kesehatan masih menjadi tantangan. Maka kebutuhan dokter ini akan menjadi fokus pengembangan ke depan,” jelasnya.
Pemerintah juga akan menggencarkan edukasi kepada masyarakat, khususnya para orang tua, agar semakin memahami pentingnya pendidikan tinggi sebagai investasi masa depan desa.
“Program ini bukan hanya tentang menguliahkan anak-anak desa, tetapi menyiapkan generasi yang akan kembali dan membangun desanya sendiri,” pungkas Ernes.
Dengan langkah ini, Pemkab Malinau berharap pendidikan tinggi tidak lagi menjadi sesuatu yang jauh dari jangkauan masyarakat desa, melainkan menjadi bagian dari strategi besar pembangunan daerah. (Rina)














