Ribuan Warga Pontianak Antusias Saksikan Arakan Naga

oleh
oleh

Ribuan warga Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, antusias menyaksikan arakan replika naga dan karnaval budaya dari berbagai etnis di kota itu dalam perayaan Cap Go Meh 2563 (hari ke-15 Imlek), Senin. <p style="text-align: justify;">Ribuan warga tersebut rela berdesak-desakan agar bisa menyaksikan dari dekat arakan delapan naga yang dipikul sekitar 30 orang setiap naganya dan iringan replika ikan.<br /><br />Dari pantauan di lapangan, tingginya antusiasme warga dari berbagai kalangan yang ingin menyaksikan dari dekat arakan naga tersebut, sehingga kawasan Jalan Gajah Mada, Hijas – Tanjungpura dan Diponegoro yang menjadi rute arakan naga tersebut macet total.<br /><br />Aling (21) salah seorang warga Pontianak menyatakan, ia dan beberapa temannya sejak pukul 12.00 WIB sudah berada di Jalan Gajah Mada agar bisa menyaksikan arakan naga secara dekat.<br /><br />"Kalau bisa dari dekat menyaksikan arakan naga, dengan harapan bisa mengambil janggut naga yang kami percaya bisa membawa keberuntungan," ujarnya.<br /><br />Menurut Aling, janggut naga biasanya disimpan atau diikatkan di kemudi kendaraan bermotor atau kendaraan lainnya, agar bisa membawa keberuntungan dan terhindar dari sesuatu yang membuat celaka.<br /><br />Hal senada juga diakui oleh Afong (34). Ia dan keluarganya juga setiap tahun selalu menyempatkan diri untuk menyaksikan arakan naga saat perayaan Cap Go Meh.<br /><br />"Tahun lalu kami sekeluarga menyaksikan arakan naga dan tatung (seorang dukun yang kemasukan arwah) di Kota Singkawang. Untuk tahun ini tidak sempat sehingga cukup menyaksikan arakan naga di Pontianak saja," ujar ayah tiga anak tersebut.<br /><br />Sementara itu, Ketua Panitia Perayaan Cap Go Meh dari Yayasan Bhakti Suci Kota Pontianak tahun 2012, Yo Nguan Cua menyatakan, sebagian besar warga Tionghoa Kota Pontianak dan sekitarnya percaya arakan replika naga dengan mengelilingi kota itu dengan meliuk-liukan kepala, badan dan ekornya pada perayaan Cap Go Meh 2563 (hari ke-15 Imlek) bisa membersihkan pengaruh roh-roh jahat.<br /><br />"Arakan naga yang meliuk-liuk mengitari Jalan Gajah Mada, Hijas, Tanjungpura dan Diponegoro merupakan ritual naga membersihkan kota itu dari pengaruh roh jahat, naga itu sebelumnya harus menjalani ritual ‘naga buka mata’ di sebuah kelenteng agar diberi kekuatan untuk mengusir pengaruh roh jahat," ujarnya.<br /><br />Perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh akan terasa kurang kalau tidak dilengkapi dengan ritual arakan naga, karena selain tidak meriah arakan naga juga dipercaya dapat mengusir roh-roh jahat sehingga rezeki dan bencana alam bagi warga Tionghoa dan warga Kota Pontianak umumnya.<br /><br />Karnaval naga dari delapan Yayasan Sosial Pemadam Kekabaran Tionghoa dimulai pukul 14.30 WIB di depan gedung Yayasan Bhakti Suci, Jalah Gajah Mada Pontianak.<br /><br />Adapun delapan replika naga yang melakukan arakan naga pada Cap Go Meh, yakni naga milik Yayasan Panca Bhakti, kemudian disusul naga milik Yayasan Pemadam Kebakaran (YPK) Siaga, Budi Pekerti, YPK Khatulistiwa, YPK Merdeka, BPAS Siantan, Panca Bhakti, Mitra Bakti.<strong> (phs/Ant)</strong></p>