RSUD AM Djoen Sintang Siapkan Antisipasi Hadapi Lonjakan Kasus DBD

oleh
oleh

SINTANG, KN – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah AM Djoen, Dr. dr. Ridwan Tonny Hasiholan Pane, memberikan gambaran kondisi terkini di RSUD AM Djoen terkait peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sintang. Peningkatan kasus DBD telah memicu lonjakan pasien yang mencari perawatan di rumah sakit tersebut sejak Januari 2023 hingga awal Oktober 2023.

“Secara akumulasi, jumlah pasien yang sudah kami rawat karena DBD berjumlah 365 pasien dan yang meninggal di rumah sakit karena DBD itu berjumlah 2 orang. Kalau tadi dilaporkan yang meninggal karena DBD ada 8 orang, tapi yang meninggal di rumah sakit hanya 2 orang saja,” terang Ridwan Tonny Hasiholan Pane.

Ridwan Tonny Hasiholan Pane menegaskan kesiapan RSUD AM Djoen menghadapi lonjakan kasus DBD. Antisipasi telah dilakukan dengan menambah jumlah tempat tidur dan merekrut tenaga kesehatan, termasuk perawat baru. Langkah ini diambil untuk memastikan pelayanan kesehatan tetap optimal di tengah peningkatan kasus.

“Kami mau menegaskan bahwa RSUD AM Djoen Sintang siap menghadapi lonjakan kasus DBD. Kami sudah melakukan langkah-langkah antisipasi. Diantaranya menambah jumlah tempat tidur, menambah tenaga kesehatan dengan merekrut perawat baru. Konsekuensi menambah tempat tidur adalah menambah jumlah perawat,” beber Ridwan Tonny Hasiholan Pane.

RSUD AM Djoen juga memastikan ketersediaan obat-obatan mencukupi hingga akhir tahun 2023. Menanggapi kebutuhan trombosit bagi pasien DBD, Ridwan Tonny Hasiholan Pane menjelaskan bahwa meskipun ada alat pendukung, pendonor darah segar tetap diperlukan. Setiap pasien DBD memerlukan bantuan dari 5 pendonor.

“Secara umum, RSUD AM Djoen siap melayani. Sampai saat ini masih on the track. Kita tidak hanya menerima pasien dari Sintang saja, bahkan pasien dari luar Kabupaten Sintang. Karena status rumah sakit kita ini adalah rumah sakit rujukan,” tambah Ridwan Tonny Hasiholan Pane.

Meskipun belum ditetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), Ridwan Tonny Hasiholan Pane meyakinkan bahwa dengan keterlibatan masyarakat dalam upaya penanganan DBD, situasi dapat terkendali. Ia mengajak semua pihak untuk bersatu dan bekerjasama.

“Tanpa ditetapkan status KLB pun, kalau masyarakat mau membantu penanganan DBD, saya yakin bisa. Kita semua kompak. Saling bekerjasama, saya yakin kita bisa mengatasi DBD ini,” tutup Ridwan Tonny Hasiholan Pane.

Ridwan Tonny Hasiholan Pane juga menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan DBD. Ia menyarankan agar pihak terkait, seperti lurah, kades, dan RT, terlibat aktif dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Selain itu, ia mengusulkan penerapan aturan khusus bagi sekolah, di mana anak-anak TK sampai SMP diwajibkan menggunakan celana atau rok panjang untuk mencegah gigitan nyamuk saat berada di sekolah.

(Rilis Kominfo Sintang)