Rumah Produksi Tenun Ikat Sintang Diresmikan

oleh
oleh
Bupati Sintang, Jarot Winarno bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Agus Chusaini meresmikan Rumah Produksi Tenun Ikat Sintang dan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Desa Umin Jaya, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, Kamis 12 Januari 2023.

SINTANG, KN – Bupati Sintang, Jarot Winarno bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Agus Chusaini meresmikan Rumah Produksi Tenun Ikat Sintang dan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Desa Umin Jaya, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, Kamis 12 Januari 2023.

Perlu diketahui, Rumah Produksi Tenun Ikat Sintang yang dibangun di Desa Umin Jaya, Kecamatan Dedai ini merupakan salah satu program bantuan sosial dari Bank Indonesia untuk para kelompok wanita Prakarya Desa Umin Jaya, Kecamatan Dedai.

Bangunan Rumah Produksi Tenun Ikat ini menampilkan berbagai hasil tenun ikat dari para kelompok wanita prakarya Desa Umin Jaya untuk dipamerkan dan dijual, selain itu juga gedung ini juga dijadikan tempat untuk menenun dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Pada kesempatan tersebut Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan bahwa budaya di Sintang sangat luar biasa sekali, sehingga apapun kegiatannya tidak bisa lepas dari budaya.

“Luar biasa budaya sintang. Ini terkenal tenunnya. Ensaid terkenal kain tenun dibuat dompet, tas, cashing HP semua dari tenun. Sudah dibawa ke Jogja. Umin juga demikian. Teman-teman dapat menjaganya, ibu-ibu lebih semangat. Ada perhatian finansial literasi, supaya kita melek ekonomi, dari hidup sederhana, semuanya harus dilatih,” kata Jarot.

Ia berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah membantu masyarakat. Tenun ikat Sintang sudah dikenal luas. Bukan hanya hasil rajutan ibu ibu di Ensaid Panjang, tapi juga di Desa Umin Jaya. Pemerintah dan sejumlah pihak akan berupaya membantu masyarakat untuk meningkatkan literasi financial.

“Saya juga sudah memakai kain tenun ikat dari Umin Jaya. Umin terkenal dengan tenunnya meskipun mahal. Nanti akan murah setelah mendapatkan bantuan dari Bank Indonesia,” terang Bupati Sintang.

Ia juga mengatakan, pewarna alami dari daun mengkudu biasanya tidak terang. Kita semua semangat dalam menjaga tenun ini.

“Jangan jual mahal-mahal ya. Nanti kalau sudah pakai ATBM, akan menjadi mudah dan murah sehingga tenun ikat Dayak Sintang akan jaya lagi.  Tenun ikat ini sudah dipamerkan ke mana-mana. Kita terus memperkenalkan Tenun Ikat ini kepada masyarakat luas,” pungkasnya.

Sumber: Rilis Prokopim