Wagub: Stop Bakar Hutan Dan Lahan

oleh
oleh

Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Achmad Diran kesal dengan kabut asap yang melanda daerah itu sebagai dampak kebakaran hutan dan lahan sehingga sempat melumpuhkan aktivitas penerbangan di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya. <p style="text-align: justify;"><br />"Sudahlah, saya mengimbau kepada masyarakat Kalteng agar stop membakar hutan dan lahan, sesuai dengan imbauan Gubernur Kalteng," katanya di Palangka Raya, Rabu.<br /><br />Ia mengatakan bahwa kabut asap yang terjadi di Palangka Raya merupakan kiriman dari daerah di sekitar kota itu, antara lain Kabupaten Katingan, Kapuas dan Pulang Pisau yang merupakan wilayah lahan bergambut.<br /><br />Sedangkan jumlah titik panas di Kota Palangka Raya, masih cukup kecil jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Kalteng.<br /><br />Selain itu, kabut asap pekat yang melanda Kota Palangka Raya selama beberapa hari ini juga dipengaruhi lemahnya tiupan angin, katanya.<br /><br />"Kalau ada tiupan angin maka kabut asap pekat akan segera menipis, namun jika tidak ada tiupan angin maka kabut asap akan tetap bertahan. Mudah-mudahan kualitas udara di Palangka Raya, semakin hari semakin baik," katanya.<br /><br />Sementara berdasarkan laporan dari Tim Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) selama tiga hari ini tidak ada awan comulus sehingga menjadi kendala dalam operasi hujan buatan.<br /><br />"Menurut saya dengan teknologi modifikasi cuaca cukup efektif dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan," katanya.<br /><br />Sementara itu, Koordinator Lapangan TMC, Budi Harsoyo mengatakan, operasi hujan buatan akan diperpanjang sampai 18 Oktober 2012, dalam rangka puncak Hari Pangan Sedunia tingkat nasional di Palangka Raya yang direncanakan akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.<br /><br />Ia mengatakan, Pesawat Casa 212-200 milik TNI Angkatan Udara untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Kalimantan Tengah sempat terkendala kabut asap pekat pada 1 Oktober 2012.<br /><br />"Pesawat tidak bisa melakukan penerbangan karena jarak pandang di landasan pacu Bandara Tjilik Riwut sangat pendek akibat terhalang kabut asap yang memang cukup pekat sejak pagi," katanya.<strong> (phs/Ant)</strong></p>