Warga Desa Meta Bersatu, Desak Pemkab Perbaiki Jembatan Sungai Boli

oleh
oleh
Warga berkendara melalui jembatan sungai Boli yang kondisi lantainya sudah berlubang

MELAWI – Jembatan Sungai Boli yang terletak di Desa Meta Bersatu dan menghubungkan Desa Mekar Pelita serta Desa Nanga Kasai sudah lama mengalami kerusakan. Saat ini kondisi jembatan tersebut semakin parah. Bahkan sebagian lantai jembatan yang terbuat dari beton tersebut sudah jebol dan berlubang.

Kepala Desa Meta Bersatu, Sayan, Melawi, Busranaim, ditemui di Nanga Pinoh beberapa hari lalu meminta Pemkab Melawi, melalui instansi terkait untuk segera memperbaiki Jembatan Sungai Boli. Yang paling dikhawatirkan dengan kondisi jembatan sepanjang 24 meter dan lebar 4 meter adalah kondisi abudmen tanah di kedua bagian bawah ujung jembatan saat ini sudah longsor akibat tergerus air

“Kalau jembatan dengan tiang penyangga konstruksi kayu ulin ini tidak cepat ditangani kerusakan jembatan ini, dengan kondisi cuaca hujan saat ini, maka abudment tanah kedua bagian bawah ujung jembatan ini akan semakin habis dan dikhawatirkan jembatan akan roboh,” ujarnya.

Selama ini kata Dia, masyarakat memperbaiki sendiri lantai jembatan yang jebol tersebut secara swadaya dengan menggunakan papan untuk menutup bagian lantai yang jebol agar bisa dilewati. Dia mengatakan, terakhir direnovasi jembatan ini pada tahun 2015 lalu menggunakan anggaran dana desa.
Terpisah, seorang anggota DPRD Melawi dari daerah pemilihan (Dapil) Melawi 3, Pencon alias Encak mengharapkan kepada Pemkab Melawi untuk tidak menunggu jembatan itu roboh jatuh korban dulu baru diperhatikan.

Pencon pun memohon perhatian Pemkab Melawi, melalui instansi terkait untuk bisa di lakukan renovasi tahun 2018 ini. Pencon mengatakan, memang tahun 2018 ini sudah diusulkan ke Pemkab Melawi melalui instansi terkait untuk perbaikan.

Namun kata Pencon, kalaupun tidak masuk usulan tersebut di APBD melawi tahun 2018 ini, Dia berharap untuk bisa di renovasi melalui UPJJ kabupaten.

“Jembatan tersebut adalah akses perhubungan ke daerah desa tetangga,” ujarnya.

Saat ini masyarakat takut melintasi jembatan tersebut untuk keluar masuk membawa hasil pertanian dan aktivitas lainnya.

“Yang kita khawatirkan, anak-anak ke sekolah menggunakan jembatan tersebut, dan dikhawatirkan roboh ketika warga melalui jembatan itu. Karena lantainya berlubang, belum lagi dibawah ujung jembatan sudah longsor,” pungkasnya. (Ed/KN)