Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR Yoyoh Yusroh mengatakan, protes rakyat sipil Mesir yang menginginkan demokratisasi dalam kehidupan bernegara perlu mendapat dukungan. <p style="text-align: justify;">Termasuk dari pemerintah Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah AS dan India. Dalam siaran pers Humas Fraksi PKS DPR yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu (02/02/2011), Yoyoh Yusroh yang juga Ketua Kelompok Komisi (Poksi) I Fraksi PKS DPR mengatakan, Mesir saat ini seperti Indonesia pada 1998. <br /><br />"Karenanya, kita sangat memahami apa yang terjadi di Mesir saat ini. Kami bahkan ikut merasakan denyut harapan rakyat Mesir untuk menghirup udara kebebasan dan menentukan masa depannya dalam alam demokrasi," kata dia. <br /><br />Lebih lanjut Yoyoh menyatakan keprihatinannya atas banyaknya korban jiwa rakyat sipil yang seharusnya bisa diminimalisasi oleh pihak keamanan mengingat gerakan itu hanyalah menuntut kebebasan dan kehidupan yang lebih baik bagi rakyat Mesir. <br /><br />Karena itu, Yoyoh Yusroh meminta pemerintah Indonesia khususnya, dan masyarakat internasional umumnya untuk mendesak pemerintah dan aparat keamanan Mesir untuk tidak menggunakan cara-cara yang represif dalam menangani aksi demonstrasi rakyat sipil. <br /><br />Yoyoh juga mendesak agar lembaga HAM internasional untuk berupaya semaksimal mungkin mencegah terjadinya aksi pelanggaran HAM oleh aparat di Mesir. <br /><br />Yoyoh juga menyoroti tindakan represif yang dilakukan rezim Mubarak terhadap pers. "Kami menentang keras tindakan yang dilakukan pihak keamanan terhadap pers. Kekerasan terhadap pers tidak bisa ditoleransi karena pers bekerja memberitakan kebenaran," ujarnya. <br /><br />Di sisi lain, Yoyoh juga meminta agar rakyat Mesir tidak mencederai perjuangan mereka dengan aksi-aksi kekerasan, penjarahan dan tindak kriminal lainnya. <br /><br />"Saya berharap pimpinan masyarakat dan tokoh-tokoh ulama dapat meyakinkan masyarakat Mesir agar dapat menjaga perjuangan mereka sehingga tidak dicederai dengan aksi-aksi yang justru merugikan gerakan itu sendiri," ujarnya. <br /><br />Yoyoh juga mengingatkan pemerintahan baik di Timur Tengah maupun di negara lain agar menjadikan peristiwa di Mesir ini sebagai pelajaran agar tidak berlaku tiran, menyumbat keran kebebasan dan demokrasi dan lebih memperhatikan kesejahteraan dan kemajuan rakyatnya dengan tidak mementingkan kepentingan kekuasaan semata. <br /><br />"Ini pelajaran penting bagi penguasa yang masih bertindak represif dan tiran tidak hanya di Timur Tengah, kini masanya telah berubah. Demokrasi dan kesejahteraan rakyat adalah harga yang tidak bisa ditawar lagi," demikian Yoyoh Yusroh. <strong>(phs/Ant)</strong></p>