Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) mendesak seluruh komponen bangsa melakukan rekonstruksi sistem ekonomi, politik, hukum, sosial budaya dan hankam yang saat ini telah terdekonstruksi. <p style="text-align: justify;"><br />"Sistem-sistem itu telah didekontruksi oleh kekuatan liberal dan pasar bebas," kata Ketua Umum PA GMNI Soekarwo, dalam manifesto organisasi tersebut yang dibagikan pada pengukuhan pengurus pusat PA GMNI, di Jakarta, Kamis (17/02/2011).<br /><br />Soekarwo mengatakan, sistem ekonomi, politik, hukum, sosial budaya dan hankam yang telah tergerus oleh nilai-nilai liberalisme dan pasar bebas, sudah tidak memadai lagi untuk mengatasi tantangan bangsa yang datang dari luar maupun dalam.<br /><br />Soekarwo mengatakan di ranah politik liberalisme telah melahirkan demokrasi liberal yang berlawanan dengan sosio demokrasi. Ia mengatakan, demokrasi liberal mengedepankan semangat individualisme dalam suatu kontestasi menang-kalah.<br /><br />Di ranah ekonomi, liberalisme berhasil membangkitkan semangat privatisasi. Ia mengatakan jika privatisasi dimaknai sebagai pelepasan asset publik ke swasta maka akan terjadi meluasnya kepemilikan pribadi atas BUMN yang menguasai hajat hidup orang banyak.<br /><br />"Di sektor hukum, kita mencatat bagaimana regulasi yang ada mengekspresikan tendensi-tendensi kepentingan privat atau kelompok tertentu," kata Soekarwo.<br /><br />Sementara di ranah sosial budaya terjadi erosi jati diri bangsa dan kebanggaan sebagai orang Indonesia.<br /><br />Di sektor pertahanan dan keamanan, kedaulatan negara diganggu oleh berbagai persoalan.<br /><br />Oleh sebab itu, katanya, perlu rekonstruksi kehidupan kebangsaan Indonesia yang harus tetap bersumber pada nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 45, serta memperkuat konsensus nasional bangsa Indonesia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kebhinnekaan. <strong>(phs/Ant)</strong></p>