Banjarbaru Jadi Objek Observasi Pendidikan Karakter Bangsa

oleh
oleh

Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menjadi objek observasi pengembangan pendidikan karakter bangsa yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan Nasional. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru Firdaus Hazairin, Jumat, mengatakan terpilihnya Banjarbaru sebagai salah satu objek observasi karena sistem pendidikannya dinilai cukup banyak mengangkat budaya daerah.<br /><br />"Sistem pendidikan Banjarbaru dinilai cukup banyak mengangkat budaya daerah karena masyarakatnya yang heterogen sehingga pengembangan seni dan budaya daerah cukup berkembang," ujarnya.<br /><br />Ia mengatakan, pihaknya sudah menerima kedatangan staf ahli Mendiknas bidang Budaya dan Psikologi Pendidikan Harina Yuheti dan akademisi dari Universitas Negeri Jakarta Cipto Sumadi. Kedua pejabat ini datang ke Banjarbaru, Kamis (26/5).<br /><br />Kedatangan dua pejabat ini untuk melihat pengembangan pendidikan karakter bangsa yang dikembangkan sekolah-sekolah di Banjarbaru di bawah pembinaan Dinas Pendidikan.<br /><br />Ia mengatakan, kedua pejabat itu mengunjungi SDN Banjarbaru Kota 1 untuk melihat budaya daerah yang dikembangkan di sekolah tersebut.<br /><br />"Sekolah ini mengembangkan budaya daerah seperti kesenian khas Kalsel yakni japin dan kuda gepang yang dimainkan siswanya sehingga cocok sebagai pengembangan pendidikan karakter bangsa," katanya.<br /><br />Menurut dia, selain disambut kesenian daerah khas Kalsel, mereka juga disuguhi makanan khas suku Banjar di antaranya ketupat kandangan dan kue seperti kekicak, kelelepon, gegatas dan petah.<br /><br />"Harapan kami pengembangan kesenian dan budaya daerah yang diterapkan di sekolah mendapatkan penilaian positif sekaligus dijadikan instrumen pengembangan pendidikan karakter bangsa secara nasional,&quot; katanya.<br /><br />Selain pengembangan kesenian dan budaya daerah di sejumlah sekolah, pihaknya juga menerapkan penggunaan bahasa daerah yakni bahasa Banjar di setiap jenjang pendidikan di kota ini.<br /><br />"Penggunaan bahasa Banjar berlaku di seluruh jenjang pendidikan mulai SD hingga SMA dan diterapkan setiap Kamis baik dalam proses pembelajaran maupun komunikasi sehingga diharapkan kebijakan itu menjadi nilai tambah bagi Banjarbaru," katanya.<strong> (phs/Ant)</strong></p>