BPBD Pantau Lokasi Puting Beliung

oleh
oleh

Setelah mendapatkan laporan resmi dari camat setempat mengenai bencana puting beliung di Desa Topan Nanga Kecamatan Kayan Hulu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung turun ke lokasi bencana untuk inventarisasi masalah. <p style="text-align: justify;">Tiga orang tim dari BPBD berangkat pagi Senin (16/5) dan harus menempuh perjalanan lebih dari enam jam perjalanan darat baru tiba di lokasi.<br /><br />“Kami berangkat tiga orang untuk memantau langsung lokasi bencana dan menginventarisasi permasalahan apa saja yang ada dilapangan untuk dipikirkan rencana tindak lanjutnya,” kata Beni, salah seorang pejabat di BPBD Sintang yang turun ke lokasi bencana di Desa Topan Nanga Kecamatan Kayan Hulu dihubungi Kapuas Post, Senin (16/5) dari Sintang.<br /><br />Ia mengatakan dari hasil pantauan langsung dan inventarisasi kebutuhan maka akan dibuatkan laporan resmi untuk disampaikan ke bupati agar bisa segera mendapatkan respon untuk upaya penanggulangan bencana.<br /><br />“Nanti hasilnya akan segera kami laporan ke pimpinan agar bisa ditanggulangi,” ucapnya.<br /><br />Camat Kayan Hulu, Abdul Syufriadi mengatakan inventarisasi awal dan hasil turun ke lapangan dua hari lalu bersama pihak pengurus Gereja Kalimantan Evangelis (GKE), ternyata jumlah kerusakan akibat puting beliung yang dilaporkan warga bertambah.<br /><br />“Kami sudah tatap muka langsung dengan masyarakat dan ternyata kerusakan yang ditimbulkan jumlahnya jauh lebih banyak dari yang terdata sebelumnya,” jelasnya.<br /><br />Meskipun kata dia jumlah rumah yang rusak tidak bertambah yaitu 18 unit ditambah tiga rumah genset dan satu gereja, namun kerusakan terhadap tanaman milik warga ternyata lebih banyak lagi.<br /><br />“Awalnya warga belum melihat langsung kondisi kebun mereka yang jauh dari kampung, ternyata setelah beberapa hari baru di cek, kebun yang jauh dari kampung pun rusak,” jelasnya.<br /><br />Selain kebun karet yang jumlahnya mencapai ribuan hektar dengan perkiraan hasil per hari mencapai satu ton karet kering, ia mengatakan kerusakan juga terjadi pada tanaman lainnya termasuk tengkawang milik warga.<br /><br />“Banyak pohon yang tumbang, dahan-dahan yang patah sehingga jalan menuju kebun karet tidak bisa dilalui,” ucapnya.<br /><br />Saat ini menurutnya, sejumlah warga yang menggantungkan hidup dari tanaman karet menjadi kesulitan untuk beraktivitas karena selain jalannya banyak yang dirintangi kayu juga kebun karetnya rusak.<br /><br />“Mereka sudah kehilangan pekerjaan, makanya kami sampaikan ini segera ke pemerintah daerah dengan harapan bisa mendapatkan perhatian,” imbuhnya. <strong>(phs)</strong></p>