Cuaca Ekstrem Puluhan Kerbau HSU Mati Kelaparan

oleh
oleh

Cuaca eksrem yang terjadi selama 2010 hingga awal 2011 membuat puluhan kerbau di Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan mati kelaparan. <p style="text-align: justify;">Peternak kerbau Desa Ambahai, Kecamatan Paminggir, Senin (31/01/2011) mengatakan, dalam satu tahun terakhir banjir yang terjadi di daerahnya hampir tidak ada hentinya. <br /><br />Kondisi tersebut membuat rumput yang biasa dimakan ternak kerbau rawa tidak bisa tumbuh dengan baik. <br /><br />"Bila banjir rumput-rumput yang biasa dimakan oleh kerbau banyak mati, kondisi tersebut membuat ribuan kerbau kelaparan," katanya. <br /><br />Apalagi banjir di Danau Panggang bisa bertahan cukup lama, bahkan mencapai satu hingga tiga bulan. <br /><br />Selama 2010 kata petani yang memiliki 20 kerbau tersebut, tidak kurang dari 50 kerbau milik warga yang mati. <br /><br />Kepala Desa Ambahai Nur Aidi mengatakan, meminimalisasi kematian kerbau tersebut pihaknya meminta kepada warga mencari lahan lain yang masih banyak rumputnya. <br /><br />Namun, kata dia, hal tersebut tidak cukup efektif karena rumput di lahan baru juga kurang mencukupi. <br /><br />Menurut kepala desa yang memiliki kerbau tidak kurang dari seratus ekor tersebut, jumlah kerbau di Kecamatan Paminggir mencapai puluhan ribu, bahkan jumlahnya lebih banyak dibanding jumlah penduduk kecamatan Paminggir sekitar 7 ribu orang. <br /><br />Selain itu, kata dia, sebagian kerbau juga menderita penyakit seperti terkena stroke, sehingga mengakibatkan kerbau lumpuh separo badan. <br /><br />"Namun jumlahnya tidak sebanyak kerbau yang mati karena kelaparan," katanya. <br /><br />Selain Desa Ambahai, puluhan kerbau yang meninggal karena kelaparan juga terjadi di beberapa desa sekitar lainnya, seperti Desa Subang, Bararawa, Sapala dan Desa Tampakang. <br /><br />Kepala Desa Bararawa Abdul Aziz mengatakan, dalam lima tahun terakhir cukup banyak kerbau yang mati karena kelaparan, akibat banjir yang terjadi dalam waktu cukup lama, sehingga rumput di desanya tidak bisa tumbuh dengan baik. <br /><br />Bahkan, kata dia, dalam beberapa tahun terakhir, banjir di desanya dalam satu tahun terjadi dua kali. <br /><br />Dengan demikian, bila satu kali musim banjir terjadi selama tiga bulan lebih, maka banjir di daerah rawa tersebut hampir terjadi sepanjang tahun. <br /><br />Kondisi tersebut bukan hanya menyebabkan rumput di Kecamatan Paminggir tidak bisa tumbuh, petani juga tidak bisa menanam padi, sehingga harus membeli beras ke daerah lain. <br /><br />Dari penelusuran rombongan komunitas wartawan lingkungan hidup yang tergabung dalam "Komonitas Pena Hijau" bersama tim dari PT Adaro Indonesia, mata pencaharian masyarakat Kecamatan Danau Panggang dan Kecamatan Paminggir bertumpu para perikanan dan peternakan kerbau rawa. <br /><br />Dengan demikian, bila musim banjir terjadi, masyarakat dua kecamatan tersebut hampir kehilangan mata pencaharian utamanya. <br /><br />Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan HSU, Suriani mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya membantu masyarakat meminimalisasi kematian ternak akibat kelaparan tersebut. <br /><br />"Kita minta masyarakat membuka lahan perkebunan rumput baru antara lain di Desa Sambujur Kecamatan Paminggir, namun hal tersebut juga belum mencukupi," katanya. <br /><br />Kedepan, kata dia, akan dicarikan solusi terbaik sehingga kejadian serupa tidak terulang. <br /><br />"Selain karena kondisi alam, kata dia, jalur transportasi juga menjadi kendala untuk mengatasi berbagai persoalan di daerah tersebut," katanya. <br /><br />Letak geografis Kecamatan Danau Panggang dan Paminggir, merupakan daerah yang paling bawah di Banua Enam, sehingga bila terjadi banjir di Kabupaten Tabalong, Balangan dan beberapa daerah lainnya, airnya mengalir ke Danau Panggang. <br /><br />"Karena mendapatkan luapan banjir dari seluruh daerah ersebut, banjir di daerah ini menjadi cukup lama," tambah Nur Aidi. <br /><br />Humas PT Adaro Ismail mengatakan, melihat kondisi yang cukup warga di Kecamatan Paminggir dan Danau Panggir tersebut, maka CSR PT Adaro banyak dialokasikan di daerah tersebut. <br /><br />Menurut Ismail ada empat pilar yang dikembangkan perusahaanya di daerah tersebut, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial masyarakat. <br /><br />Kenapa di Danau Panggang, kata dia, karena di daerah tersebut selain belum tersentuh program pemerintah, perusahaan juga menilai masyarakat yang menggantungkan kehidupanya pada sektor perikanan dan peternakan tersebut jauh lebih membutuhkan.<strong> (phs/Ant)</strong></p>