Dinas Pendidikan Nasional Kalimantan Barat memprioritaskan peningkatan kualitas pendidikan di kawasan perbatasan dalam rangka memajukan dunia pendidikan di provinsi itu agar tidak kalah jauh dari negara tetangga Malaysia. <p style="text-align: justify;">"Kualitas semua jenjang pendidikan di wilayah perbatasan, idealnya memenuhi standar internasional agar bisa menyeimbangkan pendidikan Indonesia (Kalbar) dan negara tetangga," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar Alexius Akim di Pontianak, Rabu.<br /><br />Ia menjelaskan, saat ini SMA bertaraf internasional di Kalbar, baru di Entikong, Kabupaten Sanggau dan Sajingan, Kabupaten Sambas.<br /><br />Meski pun dari segi kuantitas keberadaan tenaga pengajar boleh dikatakan mencukupi, namun dari segi sarana pendukung kegiatan belajar-mengajar lainnya masih kurang, katanya.<br /><br />"Sebagian besar kekurangan berada di wilayah perbatasan, bahkan beberapa kecamatan di perbatasan Kalbar belum mempunyai SMA," kata Akim.<br /><br />Ia menyarankan, agar metode pendidikan di daerah perbatasan tidak disamakan dengan di wilayah perkotaan melainkan mempunyai manajemen tersendiri, karena harus disesuaikan dengan potensi dan kondisi sosial, budaya masyarakat setempat dengan mengakomodir kearifan lokal dalam kurikulum pendidikan.<br /><br />Bukan berarti kurikulum pendidikan perbatasan berbeda dengan kurikulum nasional, hanya saja pendekatannya yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, melalui strategi khusus, kata Akim.<br /><br />Hingga saat ini permasalahan sarana dan prasarana infrastruktur pendidikan masih menjadi kendala utama dalam meningkatkan mutu pendidikan di provinsi itu.<br /><br />"Kami berharap pemerintah pusat memberikan perhatian yang serius terkait permasalahan tersebut," ujarnya.<br /><br />Dinas Pendidikan Nasional Kalbar mencatat dari 14 kabupaten/kota di provinsi itu ada sekitar 4.816 gedung SD/MI terdiri 21.507 ruang belajar dengan kondisi baik 11.867 ruang, rusak berat 3.820 ruang, rusak sedang 3.151 ruang dan rusak ringan 2.627 ruang.<br /><br />Gedung SMP/MTS sebanyak 1.507 sekolah terdiri 5.342 ruang belajar, dalam kondisi baik 3.907 ruang, rusak berat 452 ruang, sedang 457 ruang dan 526 rusak ringan. Kemudian SMA/MA sebanyak 493 gedung sekolah dengan total ruang belajar 2.253 ruang, terdiri 1.794 ruang belajar kondisi baik, 97 rusak berat, 117 rusak sedang dan 245 mengalami rusak ringan, kata Akim.<br /><br />Sementara untuk gedung SMK sebanyak 137 unit terdiri 1.006 ruang belajar, terdiri 758 kondisi baik, 52 ruang rusak berat, 114 ruang rusak sedang dan 85 ruang mengalami rusak ringan, katanya.<br /><br />Capaian pendidikan di Kalbar tahun 2010, angka partisipasi kasar (APK) tingkat SD/MI sebesar 117,29 persen, SMP/sederajat sebesar 92,17 persen, SMA/sederajat sebesar 59,31 persen. Sementara untuk angka partisipasi murni (APM) tingkat SD/sederajat sebesar 92,17 persen, SMP/sederajat 64,38 persen, SMP/sederajat 64,38 persen dan SMA/sederajat sebesar 41,56 persen.<br /><br />Untuk angka melek huruf sebesar 92,91 persen dan angka anak putus sekolah 1,80 persen, kata Akim. <strong>(phs/Ant)</strong></p>