Gubernur Kalbar Rekomendasikan SPBU Asing Masuk Kalbar

oleh
oleh

Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Cornelis, akan merekomendasikan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) asing di provinsi itu. <p style="text-align: justify;"><br />"Dalam dua hingga tiga hari ke depan surat rekomendasi itu akan saya tandatangani dan langsung dikirim ke pemerintah pusat dan pertamina," kata Cornelis di Pontianak, Rabu.<br /><br />Ia menjelaskan, dibuatnya rekomendasi itu karena melihat kenyataan di lapangan betapa sulitnya masyarakat untuk mendapatkan BBM jenis premium dan solar.<br /><br />"Mudah-mudahan dengan masuknya SPBU asing, maka tidak ada lagi antrean panjang di SPBU oleh kendaraan roda dua dan empat yang akan mendapatkan BBM," katanya.<br /><br />Cornelis menambahkan, dengan masuknya SPBU asing, seperti Petronas, paling tidak ada pilihan ketika terjadi kelangkaan BBM di Pertamina sehingga kebutuhan BBM bisa tetap terpenuhi.<br /><br />"Tidak seperti sekarang, saat ada kendala distribusi BBM saja oleh pertamina sudah terjadi kelangkaan BBM yang luar biasa di seluruh pelosok Kalbar," ujarnya.<br /><br />Paling tidak SPBU asing itu bisa memenuhi kebutuhan BBM di kawasan perbatasan yang kini selain sulit didapat harganya juga melambung tinggi akibat sering langka.<br /><br />"Di Jakarta saja banyak SPBU asing seperti milik Petronas dan Shell, kenapa kita yang bertetangga dengan mereka tidak membuka peluang itu," ujarnya.<br /><br />Sebelumnya, Sales Area Manajer Pertamina Kalbar, Ibnu Chouldum, mengakui masih sering ada antrean di sejumlah SPBU, terutama untuk kendaraan yang menggunakan solar.<br /><br />"Sepertinya ada kenaikan permintaan, di awal tahun masih normal, namun suplai tetap sesuai kuota," katanya.<br /><br />Ibnu Chouldum mengatakan, tingginya permintaan BBM menunjukkan pula bahwa ekonomi di Kalbar tumbuh meski kuota yang diberikan sudah cukup tinggi.<br /><br />Selisih harga antara BBM solar bersubsidi yakni Rp4.500 per liter dengan non subsidi di kisaran Rp9 ribu per liter diakui pula dapat membuka peluang terjadinya penyimpangan.<br /><br />Sementara untuk realisasi penyaluran BBM bersubsidi di Kalbar, periode Januari-Maret 2011 terdapat kenaikan sekitar dua persen untuk premium.<br /><br />Sedangkan untuk solar naik sekitar satu persen dari kuota. "Kuota tahunan untuk BBM jenis premium yang bersubsidi 409 ribu kilo liter dan solar 254 ribu kilo liter," kata Ibnu Chouldum.<br /><br />Antrean kendaraan terlihat di sejumlah SPBU di Kota Pontianak terutama untuk yang menggunakan BBM jenis solar.<br /><br />Di SPBU di sebelah Gedung DPRD Kalbar Jalan Akhmad Yani Pontianak, terjadi antrean hingga 300 meter untuk kendaraan pengguna solar. <strong>(phs/Ant)</strong></p>