Harga karet jenis slab di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, dalam sepekan terakhir hingga pertengahan Mei 2011 kembali turun menjadi Rp14.000 per kilogram dari sebelumnya Rp16.000-Rp15.000/kg "Turunnya harga karet merupakan yang kedua di bulan ini, setelah mengalami kenaikan hingga akhir April 2011," kata seorang petani karet Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Tengah, Irwansyah di Muara Teweh, Selasa. <p style="text-align: justify;">Irwansyah mengatakan, turun harga karet tersebut membuat petani karet di kabupaten pedalaman Sungai Barito terpukul karena mereka khawatir harga karet hingga beberapa bulan ke depan terus anjlok.<br /><br />Berfluktuasinya harga karet ini, kata Irwansyah , diduga akibat permainan para tengkulak yang menguasai penjualan karet di daerah ini dengan menyesuaikan harga pasar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.<br /><br />"Kendalanya para petani setempat masih tergantung pada para tengkulak karena di daerah ini tidak ada pabrik karet, padahal hasil panen karet cukup banyak," kata dia.<br /><br />Irwansyah mengatakan, turunnya harga karet ini sesuai pengakuan para spekulan karena pihak pabrik di Banjarmasin juga menurunkan harga karet rakyat tersebut.<br /><br />Memang petani tidak mengetahui secara pasti kenapa harga karet kembali turun-naik, namun mungkin permainan para tengkulak tersebut.<br /><br />Ketika karet naik sempat menjual karet, namun kini kembali turun sehingga petani menunggu hingga harga membaik.<br /><br />"Harga karet ini pada pekan depan diprediksi akan turun kembali diperkirakan seharga Rp12.000/kg," jelasnya.<br /><br />Karet merupakan salah satu komoditas unggulan kabupaten di pedalaman Kalteng ini karena sebagian besar masyarakatnya mengusahakan perkebunan karet baik bibit lokal maupun unggul.<br /><br />Perkebunan karet rakyat terdapat di enam kecamatan yang luasnya mencapai 52.970 hektare dengan produksi 47.107 ton jenis slab per tahun. <strong>(das/ant)</strong></p>