Imigran Gelap Tujuan Australia Melalui NTT Meningkat

×

Imigran Gelap Tujuan Australia Melalui NTT Meningkat

Sebarkan artikel ini

Lalu lintas illegal imigran gelap melalui wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju Australia dalam tiga tahun terakhir (2008-2010) meningkat drastis dibanding kasus menonjol lainnya seperti illegal mining dan kasus penjualan manusia. <p><span style="font-size: 7.5pt; font-family: Verdana;">- Lalu lintas illegal imigran gelap melalui wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju Australia dalam tiga tahun terakhir (2008-2010) meningkat drastis dibanding kasus menonjol lainnya seperti illegal mining dan kasus penjualan manusia. <br /> <br /> Peningkatan ini dilihat dari jumlah imigran gelap yang diamankan pada 2008 tercatat sebanyak 52 orang meningkat 452 orang pada tahun 2010, kata Kapolda NTT Brigjen (Pol) Yorry Yance Worang, di Kupang, Senin <br /> <br /> Kondisi ini membutuhkan perhatian serius dari semua kalangan, katanya ketika melakukan sharing pendapat dengan DPRD NTT di Kupang untuk membahas berbagai kasus di NTT. <br /> <br /> "Tahun 2009 jumlah imigran gelap meningkat dari 52 menjadi 172 orang dan pada 2010 meningkat lagi menjadi 452 orang serta hingga Februari 2011 sudah mencapai 98 orang," katanya. <br /> <br /> Dia menjelaskan, dalam proses identifiasi, rata-rata para imigran gelap itu berasal dari negara Afganistan, Pakistan, Myanmar, India dan Irak dan negara Timur Tengah lainnya yang melakukan perjalan secara gelap. <br /> <br /> Menurut Kapolda Yorry, umumnya para imigran gelap melaksanakan perjalanan tanpa dilengkapi dokumen karena ingin mencari suaka politik ke negara tujuan dan bermaksud mencari penghidupan yang lebih baik. <br /> <br /> Kapolda Yorry mengatakan meningkatnya kasus imigran gelap melalui wilayah NTT karena letak provinsi kepulauan ini berbatasan langsung dengan negeri Kanguru itu, sehingga memudahkan proses penyeberangan melalui wilayah perairan tersebut. <br /> <br /> Ia mengatakan pihaknya melalui Satuan Polisi Air Polda NTT telah maksimal melakukan pengawasan, namun sulit untuk menekan jumlah kasus dan person imigran gelap apalagi menghentikan sama sekali. <br /> <br /> Menanggapi peningkatan kasus imigran gelap tersebut, Wakil Ketua Komosi A DPRD NTT Gabriel Beri Binna mengatakan meningkatnya kasus dan jumlah imigran gelap ke Australia melalui wilayah Perairan NTT, karena kelengahan petugas setempat dan masih rendahnya pemberian sanksi terhadap pelaku. <br /> <br /> "Kalau hal ini terus terjadi, maka bukan tidak mungkin daerah NTT bakal menjadi sentral atau pusat lalu lintas imigran gelap dan bahkan kelak dapat saja dijadikan "tong sampah" imigran gelap perahu," katanya. <br /> <br /> Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini berharap kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Australia pada November 2010 untuk meningkatkan kerja sama menangani kejahatan perdagangan manusia yang dikategorikan kejahatan transnasional, segera direalisir, sebagai salah satu solusi mengatasi masalah peningkatan kasus imigran gelap itu. <br /> <br /> Sebelumnya Presiden Yudhoyono sepakat dengan PM Gillard bahwa peningkatan kerja sama penanganan perdagangan manusia harus dilakukan secara komprehensif termasuk melibatkan negara asal, negara transit dan negara tujuan dari kejahatan perdagangan manusia. <br /> <br /> Kerja sama komprehensif, menurut Presiden bisa dilakukan melalui forum yang telah ada antara lain forum Bali Process. (Eka/Ant)<br /></span></p>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.