Kantor Wilayah Kementrian Agama Sumatera Barat terus mendorong madrasah untuk menerapkan kurikulum budi pekerti tidak sebatas pendidikan formal namun lebih aplikatif ke kehidupan sehari-hari. <p style="text-align: justify;">Kantor Wilayah Kementrian Agama Sumatera Barat terus mendorong madrasah untuk menerapkan kurikulum budi pekerti tidak sebatas pendidikan formal namun lebih aplikatif ke kehidupan sehari-hari.<br /><br />Kepala Bidang Hukum Masyarakat dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Sumbar M Rifki di Padang, Senin mengatakan, dalam pelajaran keagamaan di madrasah terapan ilmu pendidikan budi pekerti sudah mencapai 75 persen.<br /><br />"Secara umum pendidikan budi pekerti telah lama diterapkan pada pelajaran di madrasah namun belum seutuhnya dapat diterapkan oleh siswa dalam keseharian," katanya.<br /><br />Hal ini, menurutnya, tercermin dari masih rendahnya kepedulian siswa madrasah terhadap aktivitas keagamaan di lingkungan masyarakat, utamanya di rumah ibadah.<br /><br />Saat ini, kegiatan keagamaan di Masjid atau Mushalla lebih banyak diramaikan oleh anak didik setingkat sekolah dasar saja, sementara untuk siswa tingkat menengah masih belum signifikan.<br /><br />Ia mengatakan, hanya ada pada beberapa kabupaten/kota saja di Sumbar yang menggiatkan kegiatan dengan melibatkan aktivitas keremajaan di rumah ibadah seperti wirid remaja di Kota Padang yang dijadikan salah satu penilaian dalam rapor di sekolah.<br /><br />Mendorong implementasi dari pendidikan berkarakter itu, katanya, tidak bisa dilepaskan dari sisi mental spiritual generasi muda. Sementara itu kebijakan daerah yang mendorong terciptanya kegiatan bersifat mental spiritual masih terbilang minim.<br /><br />Sedangkan jika dilihat dari segi penerapan di lingkungan, siswa ataupun generasi muda dengan tingkat pendidikan budi pekerti lebih baik cenderung peduli terhadap kondisi sosial lingkungannya.<br /><br />Selain itu, lanjutnya, Kanwil Kemenag Sumbar sangat setuju jika pendidikan Pancasila kembali diterapkan pada kurikulum pendidikan nasional, baik di sekolah reguler maupun di madrasah.<br /><br />Pendidikan Pancasila penting diterapkan kembali ke dalam kurikulum karena berkaitan erat dengan nilai-nilai kebangsaan, katanya.<br /><br />"Yang paling penting pendidikan Pancasila yang diajarkan itu benar-benar murni mengajarkan nilai-nilai kebangsaan sehingga melahirkan sebuah pemahamanan menyeluruh akan kebangsaan oleh peserta didik," katanya.(Eka/Ant)</p>