Laju Pertumbuhan Perdagangan Kalsel Terkendala Depo Kontainer

oleh
oleh

Laju pertumbuhan perdagangan di Kalimantan Selatan (Kalsel) terkendala pada belum terbangunnya depo kontainer yang menyebabkan lambatnya proses bongkar muat di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. <p style="text-align: justify;">Hal tersebut disampaikan ketua "Indonesian National Shipowners Association" (INSA) Kalimantan Selatan, Sufrisman Djafar, di Banjarmasin, Jumat.<br /><br />Mantan Kepala Administrator Pelabuhan Trisakti Banjarmasin tersebut mengatakan, sejak alur Barito lancar dua tahun lalu, perkembangan perdagangan di Kalsel melaju cukup pesat.<br /><br />Kedatangan kontainer yang sebelumnya maksimal hanya 17 ribu teus per bulan kini menjadi 25 ribu teus per bulan.<br /><br />Meningkatnya barang yang masuk ke Kalsel juga membuat beberapa perusahaan pelayaran besar juga membuka cabang di daerah ini, sehingga bila sebelumnya hanya ada lima perusahaan pelayaran, kini menjadi tujuh perusahaan pelayaran besar.<br /><br />Kendalanya, kata dia, seluruh perusahaan pelayaran tersebut hingga kini belum memiliki depo kontainer sehingga barang atau kontainer seluruhnya ditumpuk di terminal PT Pelindo di Pelabuhan Trisakti.<br /><br />Kondisi tersebut, tambah Sufrisman, bukan hanya mengganggu keluar masuknya barang, tetapi juga memperlambat proses bongkar muat barang dari kapal.<br /><br />"Bila ada depo kontainer di Banjarmasin, kemungkinan arus barang keluar dan masuk dari pelabuhan bisa mencapai 30 ribu teus per bulan," katanya.<br /><br />Menurut Sufrisman, pada dasarnya, sebagian besar perusahaan pelayaran tersebut telah menyiapkan lahan untuk pembangunan depo, namun hingga kini pembangunannya masih dalam proses pengurukan dan lainnya.<br /><br />"Membangun depo memang memerlukan biaya cukup besar, sehingga kendati lahannya ada, namun pembangunan depo tidak berjalan dengan baik," katanya.<br /><br />Sebelumnya, Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Laut dan Kepelabuhan Adpel Banjarmasin, Dody Triwahyudi, mengatakan, sejak alur Barito lancar, aktivitas lalu lintas angkutan laut meningkat tajam.<br /><br />Hal itu, kata dia, menyebabkan tumpukan peti kemas di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin makin sulit diatasi. Pihaknya terpaksa memberikan batas waktu menumpuk bagi pengusaha atau pedagang hanya lima hari.<br /><br />"Kita hanya memberikan kesempatan lima hari bagi penumpukan peti kemas di pelabuhan setelah itu apapun alasannya harus keluar," katanya.<br /><br />Peraturan tersebut, kata dia, terpaksa diterapkan untuk menghindari kemacetan dan kesemrawutan arus ke luar masuk barang dipelabuhan.<br /><br />Saat ini, kedatangan arus peti kemas di Pelabuhan Trisakti mencapai 260.000 teus per tahun atau jauh lebih besar dibanding sebelumnya yang hanya sekitar 220.000-230.000 teus per tahun.<br /><br />Menurut dia, kendati saat ini terminal peti kemas Pelabuhan Trisakti telah beroperasi, namun belum mampu mengatasi penumpukan yang makin hari makin banyak.<br /><br />Satu-satunya jalan mengatasi kondisi tersebut, kata dia, adalah dengan segera membangun depo peti kemas di sekitar Banjarmasin.<br /><br />"Sayangnya, hingga kini belum ada pengusaha yang bersedia berinvestasi di bidang tersebut, karena nilai investasi yang harus dikeluarkan cukup besar," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>