Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah perbatasan Entikong Kabupaten Sanggau Kalbar terus berlanjut, sejak beberapa bulan terakhir sebagian besar SPBU di wilayah ini dalam kondisi tutup. Sehingga masyarakat yang berada di perbatasan harus membeli BBM secara eceran di kios-kios yang ada. <p style="text-align: justify;">Hal tersebut ditegaskan ketua Asosiasi Pengusaha, Pedagang Perbatasan Indonesia (AP3I) Kalbar H Thalib, Rabu (18/5). Dirinya menyatakan masyarakat perbatasan Entikong sudah merasa gerah dengan krisis BBM yang terjadi selama ini. Karena tidak pernah ada penanganan serius dari pihak Pertamina Kalbar mengatasi kondisi yang terjadi.<br /><br />"Hari ini saya melakukan perjalanan dari Entikong menuju Pontianak untuk membicarakan terkait tata ruang wilayah perbatasan Entikong di Pontianak. Dari puluhan SPBU yang ada disepanjang Entikong-Pontianak tak ada satupun SPBU yang dalam kondisi buka dan tersedia BBM yang kita butuhkan," tandas Thalib melalui telepon selulernya.<br /><br />Karena kondisi tersebut ditegaskan H Thalib, dirinya terpaksa harus membeli BBM secara eceran disepanjang Entikong hingga Pontianak. Dirinya berharap ada tindakan dari pemerintah dalam hal ini Pertamina untuk mengatasi krisis BBM yang terjadi selama ini. Karena dirasakan sangat memberatkan masyarakat yang berada di perbatasan.<br /><br />"Kita dari dulu sudah mengusulkan kepada pemerintah untuk memasukan BBM dari Malaysia jika memang Pertamina tidak mampu memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri khusus wilayah perbatasan. Hanya saja sampai sekarang itu belum terjawab, meskipun gubernur sudah menyatakan akan segera impor BBM dari perbatasan," katanya. <strong>(phs)</strong></p>