Taburia untuk Perbaikan Gizi Anak

oleh
oleh

Kekurangan gizi khususnya pada anak dan balita masih menjadi persoalan di banyak daerah termasuk di Sintang, berbagai upaya dilakukan agar masalah tersebut bisa diatasi, salah satunya dengan memberikan suplemen tabur dinamakan Taburia. <p style="text-align: justify;">Pengelola program Nutrition Improvement through Community Empowerment (NICE) Kabupaten Sintang terkait hal tersebut, telah melaksanakan pelatihan komunikasi perubahan perilaku dalam kampanye taburia  pada hari Kamis (06/04/2011) lalu yang berlangsung diruang Balai Praja Kantor Bupati Sintang.<br /><br />Kegiatan dua hari tersebut diikuti petugas gizi dan 16 puskesmas, 15 orang kades dan lurah, 10 orang kader posyandu dan beberapa anggota fasilitator masyarakat ini dibuka langsung Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Marcus Gatot Budi Prihono.<br /><br />Marcus pada kesempatan tersebut  mengingatkan mengenai  pola hidup sehat. Menurutnya pola hidup sehat  adalah pola hidup untuk mencapai kesehatan tubuh optimal yang dipengaruhi sejumlah faktor seperti konsumsi makanan yang bergizi dan menyehatkan, menu makanan yang bervariasi dan seimbang, lingkungan yang bersih dan olahraga teratur.<br /><br />“Selain itu juga memerhatikan sanitasi dalam praktek pemberian makanan pada keluarga,” kata dia.<br /><br />Ia mengatakan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama anak dan balita, pemenuhan gizi menjadi penting terutama dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga untuk mencapainya butuh kerjasama dari semua lapisan masyarakat agar derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Sintang semakin meningkat.<br /><br />“Tenaga kesehatan yang ada sudah siap melaksanakan semua program gizi apalagi petugas gizi puskesmas sekarang sudah difasilitasi kendaraan bermotor untuk mobilitas mereka, tentunya kita ingin kedepan tidak ada lagi persoalan gizi buruk di kabupaten kita ini,” jelasnya.<br /><br />Koordinator Pusat Penatalaksanaan Gizi Buruk (PPGB) Kabupaten Sintang yang juga pengelola program NICE, Adi Sulistyanto mengatakan, suplemen Taburia berupa serbuk tabur yang mengandung 12 vitamin dan 4 mineral penting yakni yodium, selenium, seng dan zat besi. <br /><br />“Seluruhnya merupakan nutrisi pokok yang dibutuhkan dalam masa tumbuh kembang anak yang berusia antara 6 hingga 24 bulan,” jelasnya.<br /><br />Ia mengatakan, Taburia diperlukan untuk mengatasi masalah anemia gizi besi pada balita karena makanan anak balita sehari-hari cenderung kurang zat besi dan vitamin serta mineral lainnya, termasuk zat gizi mikro penting.<br /><br />“Taburia ini untuk membantu tumbuh kembang secara optimal, meningkatkan daya tahan tubuh, Meningkatkan nafsu makan, Mencegah anemia gizi besi dan mencegah kekurangan gizi,” jelasnya.<br /><br />Menurutnya, suplementasi melalui Taburia adalah solusi jangka pendek untuk mengatasi kekurangan nutrisi pada anak dan balita.<br />“Idealnya adalah tetap melalui pola makan yang lebih seimbang dan beragam dan tentunya harus melibatkan multistakeholder agar masalah gizi buruk di Sintang ini hilang,” ujarnya.<br /><br />Fasilitator pelatihan, Mansur mengatakan pelatihan itu penting dilakukan terutama kepada para pihak yang terlibat dalam program NICE.<br /><br />“Komunikasi perubahan perilaku melalui fasilitasi pendidikan orang dewasa itu penting dalam menciptakan dukungan sosial di masyarakat untuk mendorong ibu-ibu memberikan taburia pada anak balita yang kekurangan gizi,” katanya.<br /><br />Ia mengatakan Taburia maupun program perbaikan gizi yang diluncurkan pemerintah pusat pada dasarnya adalah stimulus untuk mendorong komitmen bersama di daerah dalam upaya mengatasi persoalan gizi buruk.<br /><br />“Saya optimis jika program seperti NICE bisa dilaksanakan dengan baik maka akan ada perbaikan kualitas gizi masyarakat terutama anak dan balita di Sintang, jangka panjangnya akan berdampak pada peningkatan sumber daya manusia,” imbuhnya.<strong> (*)</strong></p>