SEKADAU, KN – Malangnya nasib Albina Kanisien (14) siswi kelas 11 SMPK Santo Gabriel mengalami tumor femur sinistra di kaki sebelah kirinya.
Penyakit tersebut membuat kaki kiri Albina mulai lutut hingga paha mengalami pembengkakan. Praktis Albina hanya bisa terbaring menahan sakit.
Anita S, ibu Albina saat didatangi oleh Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Sekadau di rumahnya di Jalan Murai, Desa Sungai Ringin Kecamatan Sekadau Hilir (20/02/2020), mengisahkan putrinya sudah mengalami sakit sejak bulan Desember 2019 lalu.
“Dia waktu itu lagi main volly. Dia memang hobi volly, lalu jatuh pas mau ambil bola. Jatuhnya bertumpu di lututnya. Lama dia tidak mau cerita sama kami. Setelah dua Minggu kemudian baru dia bilang lututnya sakit,” ungkapnya.
Pihak keluarga sudah membawa Albina berobat ke RSUD Sekadau dan RSUD Sintang. Albina bahkan sampai dirujuk ke RSU Soedarso Pontianak pada 11 Februari lalu.
“Kami baru sore kemarin pulang dari Pontianak,” tutur Anita.
Dari hasil diagnosis medis di RS Soedarso, Albina disimpulkan mengalami tumor femur sinistra, FNAB malignant tumor (kesan osteosarcoma).
Namun, kata Anita, pihak RS Soedarso menyarankan agar Albina dirujuk ke rumah sakit khusus di Jakarta.
“Katanya tanggal 28 nanti dirujuk ke Jakarta. Makanya kami pulang dulu. Waktu di Soedarso pun dia diinfus dan diberi obat,” ucap Anita.
Anita mengisahkan, saat dirawat di Pontianak, Albina cukup jarang mengeluh kesakitan karena diberi infus.
“Sekarang di rumah lumayan sering dia kesakitan. Ini masih ada obat sedikit dibawa dari Pontianak,” lanjutnya lagi.
Ia menambahkan, Albina memang sudah terdaftar sebagai peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sehingga biaya berobat di rumah sakit pemerintah tidak membutuhkan biaya.
Hanya saja, biaya untuk berangkat ke Jakarta yang menjadi pemikiran keluarga. Sementara kondisi perekonomian keluarga Albina pun kurang mapan.
Beberapa donatur termasuk pihak sekolah, menurut Anita, sudah memberikan tali asih untuk meringankan beban pengobatan Albina.
“Bapaknya kerja di pasar di tempat potong ayam. Bingung kami mikir ongkos ke Jakarta bagaimana,” pungkas sang ibu. (*)
Penulis : Meliamus Acil