Dinas Perhubungan Kalimantan Timur mengatakan pengerukan pendangkalan laut sekitar Maloy dibutuhkan biaya sekitar Rp1,1 triliun. <p style="text-align: justify;">Bidang Perhubungan dan Kelautan Dinas Perhubungan Kalimantan Timur, Fadli, di Sangatta bersama rombongan Staf Ahli Gubernur Kalimantan Timur, Kamis menyatakan realisasi pembangunan pelabuhan Maloy membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang cukup panjang karena laut di sekitar Sangkulirang mengalami pendangkalan yang cukup serius.. <br /><br />"Berdasarkan hasil konsultan asal Jerman mengenai kawasan Maloy yang direncanakan lahan seluas 4.305 hektare, pada titik tertentu yang strategis ternyata terjadi pendangkalan," ujarnya. <br /><br />Sedangkan pengerukan pendangkalan laut sekitar Maloy dibutuhkan biaya sekitar Rp1,1 triliun. "Itu baru biaya pengerukan, belum termasuk biaya pembangunan fisik dan biaya lainnya," katanya lagi. <br /><br />Pendangkalan di sekitar laut Maloy terjadi karena adanya pertemuan dua arus air laut yang membawa material sehingga terjadi sendimentasi (penumpukan). <br /><br />"Hal itu akan mengakibatkan dasar laut bertambah dangkal, sehingga perlu dilakukan pengerukan secara rutin. Agar kapal-kapal berkapasitas 5.000 DWT (tonase bobot mati) ke atas bisa melintas di kawasan Maloy," ujar Fadli. <br /><br />Menurut dia, jika tidak dilakukan perawatan rutin, semua jenis kapal berbobot di atas 5.000 DWT, tidak bisa melintas. Berdasarkan pertimbangan itulah, maka kawasan Maloy yang menjadi rencana awal mengalami perubahan letak lokasi. <br /><br />"Karena di sana dinilai tidak ekonomis bila pembangunan pelabuhan tetap dilaksanakan. karena itu, pihak terkait sepakat agar lokasi sebaiknya digeser ke Teluk Golok," katanya. <br /><br />Dia mengatakan, Teluk Golok itu memiliki potensi dibangunnya pelabuhan besar, karena memiliki kedalaman laut yang memungkin kapal berkapasitas 7.000 DWT bisa berlabuh. <br /><br />"Pembangunan KIPI Maloy di lokasi awal, memerlukan waktu yang sangat panjang. Bisa butuh waktu sekitar 30 hingga 40 tahun kedepan baru bisa terwujud," katanya. <br /><br />Luas lahan di Maloy mencapai 4.305 hektare, sedangkan di Teluk Golok seluas 1.000 hektare. Jarak antara Maloy dengan Teluk Golok sekira 12,3 kilometer. Di antaranya dua lokasi itu sudah ada perkebunan kelapa sawit beroperasi di sana. <strong>(das/ant)</strong></p>