Barito Kuala Siapkan Subsidi Pupuk Rp 11 Miliar

oleh
oleh

Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, menyiapkan subsidi pupuk senilai Rp11 miliar pada 2011 untuk mendukung peningkatan produksi pertanian di daerah tersebut. <p style="text-align: justify;">Jumlah subsidi pada 2011 itu naik dibanding 2010 yang tercatat Rp9 miliar, kata Bupati Barito Kuala Hasanudin Murad di Banjarmasin, Minggu (26/12/2010). <br /><br />Ia mengatakan, subsidi tersebut selain untuk membantu petani mendapatkan pupuk lebih murah juga untuk menghindari kelangkaan pupuk. <br /><br />"Sudah dua tahun terakhir kelangkaan pupuk tidak terjadi lagi, berapapun pupuk yang diperlukan petani, tidak masalah," katanya. <br /><br />Kondisi tersebut, kata dia, berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, di mana petani sering mengalami kelangkaan pupuk sehingga selain pupuk menjadi sulit dicari harga juga melambung. <br /><br />Kendati demikian, kata dia, saat ini sebagian petani mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan berusaha mengembangkan pupuk organik yang dinilai lebih murah dan sehat. <br /><br />Pengembangan pertanian dengan pupuk organik telah dilakukan oleh petani jeruk Desa Antar Baru, Kecamatan Marabahan. <br /><br />Bahkan pengembangan jeruk organik tersebut mendapatkan sertifikat dari Menteri Pertanian Suswono pada Jumat (24/12) saat melakukan kunjungan kerja ke Barito Kuala. <br /><br />Pada saat itu, Mentan menyerahkan sertifikat jeruk organik yang baru satu-satunya di Indonesia kepada Gapoktan Tunas Baru yang sukses mengembangkan jeruk bebas bahan kimia. <br /><br />"Saat ini produksi jeruk tersebut tidak hanya dijual di dalam daerah tetapi juga ke Pulau Jawa dan beberapa daerah lain," katanya. <br /><br />Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan, mendukung upaya petani dan pemerintah daerah mengembangkan pertanian dengan pupuk organik, karena selain lebih menyehatkan juga biayanya lebih murah dibanding menggunakan pupuk kimia. <br /><br />Sementara itu, kata dia, harga jual setelah panen juga menjadi cukup mahal bahkan dua kali lipat dibanding tanaman pangan nonorganik sehingga jauh lebih menguntungkan bagi petani. <br /><br />"Pertanian organik bagus dikembangkan karena bisa memberikan nilai tambah cukup besar yaitu biaya murah dan harga jual tinggi," katanya. <br /><br />Saat ini luas tanaman jeruk di Barito Kuala mencapai 7.180 hektare dengan produksi 86 ribu ton.  <strong>(phs/Ant)</strong></p>