BPBD Sintang Analisa Potensi Rawan Banjir Dan Longsor

oleh
oleh

Intensitas hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir di Kabupaten Sintang, membuat beberapa daerah harus waspada terhadap potensi bencana. <p style="text-align: justify;">Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Sintang, Yosafat Triadhi Andjioe mengatakan kajian terhadap daerah-daerah yang memiliki potensi rawan banjir dan longsor di seluruh Indonesia dilakukan dengan pendekatan secara keruangan yang melibatkan beberapa parameter pengaruh yaitu pertama bentang lahan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, curah hujan dan keenam adalah tekstur.<br /><br />“Bentuk lahan menjadi parameter pengaruh yang paling dominant dengan jenis bentuk lahan swamp, tidal swamp, meader belt dan water sebagai factor penentu utama banjir, serta jenis bentuk lahan hills dan mountains sebagai factor penentu utama untuk longsor,” ucapnya.<br /><br />Kemiringan lereng lanjut Kepala BPBD,  menjadi parameter pengaruh yang dominant dengan kelas lereng lebih dari 40 persen. Kemiringan tersebut memiliki potensi yang besar terhadap kejadian longsor dikarenakan bidang longsornya lebih curam dibandingkan dengan lahan yang memiliki kemiringan kurang dari 40 persen. Kondisi lereng tersebut dialam sering ditemukan pada daerah perbukitan dan pegunungan.<br /><br />Lebih lanjut dikatakankan parameter penggunaan lahan lebih ditekankan pada lahan-lahan kritis dengan jenis penggunaan lahan berupa semak atau belukar dan lahan terbuka. Dua jenis penggunaan lahan dengan katagori kritis tersebut dianggap kurang dapat untuk menahan masa tanah dikarenakan kondisi vegetasi yang berada pada permukaan hanya didominasi vegetasi rerumputan dengan jenis akar serabut yang menahan lapisan tanah bagian atas saja.<br /><br />“Curah hujan merupakan factor utama pemicu terjadinya longsor karena dengan adanya hujan maka rongga-rongga tanah akan terisi air hingga massa tanah menjadi lebih berat,"ungkapnya <br /><br />Kabupaten Sintang dengan luas 942.534 hektar atau sama dengan 39,2 persen termasuk rawan banjir sedangkan daerah yang sangat rawan dengan luas 46.507 hektar atau 1,9 persen. Untuk potensi longsor Kabupaten Sintang memiliki 840.973 hektar rawan longsor sedangkan 32.756 atau sama dengan 1,4 persen sangat rawan longsor. <strong>(phs)</strong>  </p>