BSN : Kesadaran Masyarakat Akan Standarisasi Produk Kurang

oleh
oleh

Badan Standardisasi Nasional (BSN) menilai kesadaran masyarakat Indonesia terkait standardisasi produk sampai saat ini masih kurang. <p style="text-align: justify;">Badan Standardisasi Nasional (BSN) menilai kesadaran masyarakat Indonesia terkait standardisasi produk sampai saat ini masih kurang.<br /><br />Kepala Pusat Akreditasi BSN, Kukuh S. Ahmad di Semarang, Kamis, mengatakan kebanyakan masyarakat selama ini masih menomorduakan kualitas saat membeli suatu produk.<br /><br />Usai workshop "Standardisasi Bagi Dosen" di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang itu, ia menjelaskan di Indonesia ada standardisasi produk, yakni Standar Nasional Indonesia (SNI).<br /><br />Pemenuhan SNI atas suatu produk barang atau jasa, kata dia, sebenarnya dimaksudkan untuk melindungi konsumen, baik dari sisi kesehatan, keamanan, dan keselamatan.<br /><br />"Produk yang sudah memenuhi standardisasi SNI berhak mencantumkan label SNI untuk memudahkan konsumen dalam memilih produk yang aman, misalnya untuk dikonsumsi," katanya.<br /><br />Ia mencontohkan label SNI yang ada di produk makanan atau air minum dalam kemasan, sebagai bukti bahwa produk tersebut telah memenuhi berbagai indikator standar SNI.<br /><br />Standardisasi, kata dia, sebenarnya merupakan hasil konsensus atau kesepakatan antara berbagai "stakeholder", kalau untuk SNI ada empat pihak yang berkonsensus dalam standardisasi.<br /><br />"Empat pihak itu, yakni konsumen, produsen, pemerintah, dan profesional, seperti pakar dari kalangan perguruan tinggi. Standardisasi ini merupakan konsensus empat pihak itu," katanya.<br /><br />Akan tetapi, kata Kukuh, selama ini sering terjadi ketidaksepahaman dalam proses standardisasi, seperti antara produsen yang mementingkan biaya produksi murah dengan konsumen.<br /><br />Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan Standardisasi BSN, Muslim Nafhayat menambahkan pentingnya pemenuhan standar atas suatu produk harus disadari oleh seluruh pihak.<br /><br />"Pemenuhan standar suatu produk ini penting, terutama menyangkut kualitas barang. Jangan hanya melihat dari harga produk yang miring, namun kualitas diabaikan," katanya.<br /><br />Pentingnya pemenuhan standar produk, kata dia, sangat berkaitan dengan aspek keselamatan, keamanan, dan kesehatan sehingga ada produk tertentu yang wajib terstandardisasi.<br /><br />"Sebagai contoh produk ban yang wajib memenuhi SNI. Ini diberlakukan karena berkaitan erat dengan keselamatan berkendara. Saat ini sudah ada sekitar 124 produk wajib terstandardisasi," katanya.<br /><br />Terkait penyelenggaraan workshop itu, ia menilai kalangan akademisi perlu mengetahui dan memahami pentingnya standardisasi produk sehingga bisa menularkan pada mahasiswa.<br /><br />"Ini salah satu tujuan kami menggelar workshop ini. Diharapkan para dosen yang mengikuti kegiatan ini selanjutnya bisa menjelaskan kepada para mahasiswa," kata Muslim.(Eka/Ant)</p>