DAD Kalbar Protes Pernyataan Sosiolog UI

oleh
oleh

Dewan Adat Dayak Kalimantan Barat melakukan unjuk rasa di Tugu Digulis Universitas Tanjungpura Pontianak, Sabtu (08/01/2011), guna memprotes pernyataan sosiolog Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tomagola mengenai perilaku masyarakat Dayak terkait hubungan dengan lawan jenis. <p style="text-align: justify;">Aksi unjuk rasa tersebut dikoordinir Dewan Adat Dayak Kalbar, dan diikuti sejumlah tokoh Dayak yang ada, di antaranya Adrianus Asia Sidot, Yakobus Kumis, dan mahasiswa dari Persatuan Mahasiswa Kristen Republik Indonesia (PMKRI) Kalbar. <br /><br />Aksi tersebut diawali dengan berkumpulnya massa di Rumah Betang Jalan Sutoyo yang kemudian berlanjut ke Tugu Digulis Universitas Tanjungpura di Jalan Ahmad Yani dan ke gedung DPRD Kalbar yang berjarak sekitar 500 meter dengan berjalan kaki. <br /><br />Dalam aksi di Tugu Digulis, massa membawa simbol-simbol seperti bendera dan menggunakan pakaian adat khas Dayak. <br /><br />Koordinator Aksi dari DAD Kalbar Marselina Maryani dalam orasinya mengatakan, pernyataan Sosiolog UI tersebut telah melukai dan menyinggung harkat dan martabat Adat Dayak, yang selama ini dikenal masih menjunjung tinggi norma-norma kehidupan dalam bermasyarakat. <br /><br />Selain itu, pernyataan tersebut juga telah mencemarkan nama baik Suku Dayak di kancah nasional sehingga harus dipertanggungjawabkan baik melalui media cetak, elektronik maupun secara adat Dayak. <br /><br />"Kata maaf saja dari Thamrin tidak cukup mengobati sakit hati kami, tetapi juga diberikan sanksi berupa hukum adat dan hukum positif," kata Marselina Maryani yang juga sebagai Bendahara DAD Kalbar di hadapan ratusan pengunjuk rasa. <br /><br />Sementara itu, salah satu Ketua Dewan Adat Dayak Kalbar Henry Lisar juga sependapat, menuntut Thamrin melakukan permintaan maaf secara terbuka melalui media cetak dan elektronik kepada masyarakat Dayak. <br /><br />"Permintaan maaf itu, karena apa yang dikatakan oleh Thamrin tidak sesuai dengan kehidupan secara keseluruhan baik umum maupun khusus," ujarnya. <br /><br />Ia mencontohkan, apabila sepasang muda-mudi berlainan jenis ditemukan berduaan di tempat yang dinilai tidak wajar tanpa memiliki ikatan pernikahan, maka kedua muda-mudi itu akan dikenakan sanksi adat sampai dikucilkan dalam interaksi sosial di lingkungan masyarakat. <br /><br />Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalbar dari Fraksi PDIP Krisantus mengatakan, akan menampung aspirasi masyarakat adat Dayak yang merasa tersinggung oleh pernyataan Thamrin. <br /><br />"Kami siap membantu memperjuangkan aspirasi masyarakat Dayak, karena apa yang disampaikan oleh seorang Sosiolog UI itu sudah melukai masyarakat Dayak," ujarnya. <br /><br />Sebelumnya, Profesor Thamrin Amal Tomagola, seperti yang dikutip Kompas.com mengatakan video porno dengan pemeran mirip Ariel tidak meresahkan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat Indonesia menganggap hal itu biasa. Thamrin mengatakan, contoh masyarakat yang tidak resah terhadap video tersebut adalah masyarakat suku Dayak, sejumlah masyarakat Bali, Mentawai, dan masyarakat Papua. <br /><br />Dia mengatakan, "Dari hasil penelitian saya di Dayak itu, bersenggama tanpa diikat oleh perkawinan oleh sejumlah masyarakat sana sudah dianggap biasa. Malah hal itu dianggap sebagai pembelajaran seks."  <strong>(phs/Ant)</strong></p>