Deni Hasoloan Komandan Skuadron Udara Elang Khatulistiwa

oleh
oleh

Letnan Kolonel (Pnb) Deni Hasoloan Simanjuntak dilantik sebagai Komandan Skuadron Udara I Elang Khatulistiwa menggantikan pejabat sebelumnya Letnan Kolonel (Pnb) Tjahya Elang Migdiawan. <p style="text-align: justify;">Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Supadio Kolonel (Pnb) Imran Baidirus di Pontianak, Kamis (20/01/2011) mengatakan, mutasi kepemimpinan Komandan Skuadron Udara I Elang Khatulistiwa guna mendorong semangat kerja baru untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi. <br /><br />Dalam sambutan tertulisnya, Komandan Lanud Supadio meminta semua personelnya untuk selalu semangat dalam menjalankan tugasnya. "Secanggih apapun peralatan militer yang dipunyai, kalau prajuritnya tidak disiplin maka hasilnya tidak maksimal," kata Imran. <br /><br />Menurut dia, kehadiran Skuadron Udara I Elang Khatulistiwa di Kalbar sangat strategis, karena provinsi itu kaya akan sumber daya alam dan terdapat beberapa objek vital yang harus dijaga. <br /><br />"Apalagi Kalbar berbatasan langsung darat dan laut dengan negara tetangga sehingga memerlukan pengamanan dari segala aspek, baik darat, laut dan udara," ujarnya. <br /><br />TNI Angkatan Udara akan menempatkan satu skuadron pesawat tanpa awak untuk memperkuat kemampuan pemantauan kawasan-kawasan perbatasan Indonesia, di Provinsi Kalbar. <br /><br />"Setelah skuadron itu dibangun awal 2011, baru ditempatkan empat pesawat tanpa awak di Lanud Supadio Pontianak," kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufa`at saat melakukan kunjungan kerjanya di Pontianak akhir Oktober 2010. <br /><br />Skuadron itu, nantinya dilengkapi untuk perawatan dan pengindraan pesawat tanpa awak. Dengan dimilikinya pesawat tanpa awak itu, maka dengan mudah memantau atau memfoto situasi di kawasan perbatasan tanpa terdeteksi oleh lawan dan bisa digunakan pada malam dan siang hari. <br /><br />Banyak keuntungan yang bisa didapat dari pesawat tanpa awak misalnya, bisa memantau atau terbang tanpa diketahui oleh sasarannya, karena memiliki peredam suara mesin. <br /><br />Pesawat tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk pemantauan aktivitas ilegal, di antaranya pengawasan ilegal logging atau penebangan hutan secara liar, pencurian ikan, dan kawasan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). <br /><br />Pesawat tanpa awak itu juga bisa digunakan di provinsi lainnya jika dibutuhkan, misalnya di Papua membutuhkan pesawat itu, maka pesawat tanpa awak itu bisa diangkut melalui pesawat Hercules beserta peralatannya untuk dibawa kesana. <br /><br />Saat ini Lanud Supadio menjadi pangkalan Skuadron Udara I Elang Khatulistiwa. Pesawat yang digunakan jenis Hawk. Dengan dimilikinya skuadron pesawat tanpa awak, maka secara otomatis Lanud Supadio menjadi kelas A, kata Imam.<strong> (phs/Ant)</strong></p>