Distanak Kotawaringin Timur Tolak Ternak Asal Jateng

oleh
oleh

Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menolak ternak asal Kabupaten Boyolali, provinsi Jawa Tengah. <p style="text-align: justify;">"Kami sekarang telah menghentikan dan menolak ternak sapi, kerbau, dan kambing yang berasal dari Jateng, terutama dari Kabupaten Boyolali, karena ternak di daerah tersebut banyak yang terserang penyakit anthrax," kata Kepala Distanak Kotawaringin Timur, I Made Dikantara, di Sampit, Rabu. <br /><br />Larang tersebut disampaikan secara lisan kepada masyarakat Kotawaringin Timur, sedangkan kepada pengusaha pemasok ternak melalui surat edaran Distanak setempat Nomor 153/PT/460/III/2011 perihal pelarangan sementara pemasukan ternak dari daerah wabah. <br /><br />Penerbitan surat edaran penolakan hewan ternak asal Jateng itu bertujuan agar Kotawaringin Timur terbebas dari penyakit anthrax. <br /><br />Selama ini, pasokan hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing di wilayah Kotawaringin Timur sebagian besar didatangkan dari Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, Madura, dan Kalimantan Selatan (Kalsel) dan hanya sebagian kecil saja yang didatangkan dari Jateng. <br /><br />Menurut Dikantara, anthrax merupakan penyakit menular akut dari semua hewan berdarah panas dan manusia yang mematikan. <br /><br />Penyakit tersebut dapat menular kemanusia dan penyebabnya adalah virus "Bacillus Anthracis". Apabila kuman ini kontak dengan udara akan membentuk spora dan dapat bertahan hidup selama bertahun-tahun lamanya di dalam tanah. <br /><br />Jenis penyakit ini apabila masuk ke tempat yang ada udara, misalnya ke dalam tubuh manusia maka akan berubah menjadi kuman dan dapat menyebabkan kematian karena racun atau toksin yang dihasilkan oleh kuman tadi. <br /><br />"Kematian akibat serangan anthrax disebabkan kekurangan oksigen, kegagalan pernafasan dan kegagalan jantung dan masa tunas penyakit ini sangat singkat, yakni antara 1 hingga 3 hari," katanya. <br /><br />Penularan penyakit anthrax pada ternak dimulai dari infeksi alami yang terjadi melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan dan permukaan kulit yang terluka dan infeksi melalui saluran pencernaan biasanya ditemui pada hewan dengan tertelannya spora. <br /><br />Sedangkan penularan pada manusia biasanya infeksi berasal dari hewan melalui permukaan kulit yang terluka terutama kepada orang yang banyak berhubungan dengan hewan yang terserang penyakit anthrax. <br /><br />Dikantara mengungkapkan, ciri-ciri ternak yang terserang penyakit anthrax adalah bulu terlihat kotor dan kusam, gerakannya lemah, nafsu makan kurang, cara bernafas sesak atau susah, lubang hidung mengeluarkan darah hitam, tinja dan urin berwarna kemerahan serta suhu badan tinggi atau diatas 40,5 derajat celcius. <br /><br />Hewan yang rentan terserang penyakit anthrax adalah sapi, domba, kuda, rusa, kerbau dan pemamah biak lainnya. Penyakit anthrax juga dapat menyerang babi, anjing, kucing, tikus dan burung namun tidak serentan hewan memamah biak. <br /><br />"Hingga saat di wilayah Kotawaringin Timur memang belum pernah ditemukan ternak yang terserang penyakit anthrax, namun untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan lebih baik kami hentikan pemasukan ternak dari darah yang ada penyakit anthrax," terangnya. <br /><br />Kebutuhan akan daging di Kabupaten Kotawaringin Timur cukup tinggi dan dalam satu bulan mencapai 300 hingga 350 ekor sapi. <strong>(das/ant)</strong></p>