Distributor gula pasir di Kalimantan Selatan sepakat melakukan operasi pasar menjelang perayaan Natal 2010 guna menekan kenaikan harga barang dagangan tersebut. <p style="text-align: justify;">Operasi pasar (OP) gula secara serentak itu terutama di wilayah Kota Banjarmasin minimal di 31 titik serta daerah sekitar yang tempat dan waktunya disesuaikan dengan keadaan setempat, dijadwalkan mulai dilaksanakan pada 22 Desember 2010, demikian dilaporkan, Minggu (19/12/2010). <br /><br />Belakangan ini harga gula pasir di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota dan berpenduduk sekitar 3,6 juta jiwa tersebut terus merangkak naik, bahkan sekarang sudah mencapai Rp12.500/kg dan dikhawatirkan terus naik jika tanpa OP. <br /><br />Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan sejumlah distributor gula di Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan Komisi II bidang ekonomi keuangan DPRD provinsi setempat yang diketuai Muhammad Ihsanudin dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). <br /><br />Dalam pertemuan yang dihadiri Pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalsel, H. Aksan Zuzaimah beserta stafnya, Sabtu, Ketua Komisi II DPRD tersebut, meminta, harga gula pada tingkat konsumen kalau bisa di bawah dari Rp10.000/kg. <br /><br />"Dengan demikian harga jual pada tingkat distributor berarti lebih rendah lagi dari harga beli di tingkat konsumen, kalau penjualan atau operasi pasar (OP) tersebut bukan pihak distributur langsung," katanya. <br /><br />Menurut wakil rakyat dari PKS itu, kenaikan harga gula bisa memicu tingkat inflasi tinggi, yang pada gilirannya membuat ketidakstabilan perekonomian daerah dan masyarakat Kalsel. <br /><br />Karena itu, masyarakat Kalsel diminta tak perlu khawatir terhadap masalah gula, sebab selain bakal ada OP, juga persediaan untuk satu bulan ke depan tidak terlalu masalah. <br /><br />"Sebab para distributor yang tergabung dalam Asosiasi Gula Bersatu, baik CV. Nella Aftah dkk maupun PT. Benteng Asia Sejahtera (BAS) yang bermodal kuat, dalam waktu dekat mendatangkan lagi gula pasir ke Kalsel, dengan jumlah banyak," katanya. <br /><br />Selain itu, pernyataan langsung dari pihak PT Makassar Te`ne selaku pemasok yang bersedia memasok gula untuk kebutuhan Kalsel. <br /><br />Adanya kesepatan OP tersebut, bermula dari usul H. Hasmy Fadillah Akhar, anggota Komisi II DPRD Kalsel dari Fraksi Partai Golkar (FPG), yang kemudian mendapat tanggap positif distributur. <br /><br />Ketika itu, wakil rakyat dari Partai Golkar tersebut meminta komitmen distributor di daerahnya untuk bisa melakukan OP serta menurunkan harga gula di pasaran "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel. <br /><br />Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung DPRD Kalsel lantai IV itu, sempat terjadi saling tuding atau salah menyalahkan sesama distributor terkait permasalahan gula di provinsi tertua di Pulau Kalimantan tersebut. <br /><br />Namun akhirnya Ketua Komisi II DPRD Kalsel serta wakil rakyat dari Partai Golkar itu berhasil meredam saling tuding tersebut, dengan tujuan yang sama untuk menyejahterakan masyarakat di provinsi itu. <br /><br />"Mari kita berpikir ke depan, jangan mengungkap masalah masa lalu. Karena membicarakan masalah masa lalu, mungkin tak akan habis-habisnya dan malah semakin memperkeruh keadaan," ajak Ihsan dan Hasmy. <br /><br />Pada kesempatan tersebut, Susan, anggota Komisi II DPRD Kalsel dari Partai Golkar mengingatkan, distributor gula agar mematuhi semua prosedur dan ketentuan yang berlaku dalam melaksanakan usaha. <br /><br />"Karena kita tak ingin terjadi masalah hukum terhadap perniagaan gula, yang pada gilirannya berdampak buruk terhadap perekonomi masyarakat Kalsel khususnya," kata anggota DPRD Kalsel dua periode itu. <br /><br />"Selaku anggota dewan, kami juga akan selalu memantau perniagaan gula di Kalsel, disamping melaksanakan tugas dan fugsi lain sebagai wakil rakyat," kata Susan. <strong>(phs/Ant)</strong></p>