Kalteng Dambakan Pabrik Minyak Goreng Dan Sabun

oleh
oleh

Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Ir H Akhmad Diran, mengatakan daerahnya mendambakan berdirinya industri hulu berupa pabrik minyak goreng dan sabun. <p style="text-align: justify;">Berdirinya pabrik minyak goreng dan sabun di Kalteng merupakan dambaan dan ini merupakan pekerjaan rumah kita bersama," katanya di Palangka Raya, Senin. <br /><br />Terdapat 150 perusahaan kelapa sawit yang beroperasional di Kalteng, hingga saat ini masih memproduksi berupa CPO saja, sementara industri hulu seperti pabrik minyak goreng dan sabun belum ada satupun dibangun. <br /><br />Menurut Wagub Ahmad Diran, jumlah perusahaan kelapa sawit tersebut, membuatkan Kalteng menempati urutan kelima penghasil CPO di Indonesia. <br /><br />Dari kenyataan ini sangat memungkinkan pengolahan CPO menjadi proses produk lainnya juga di Kalteng. <br /><br />Selama ini hasil produk CPO dari Kalteng dibawa keluar begitu saja, bahkan ada yang dibawa sampai Malaysia. Kedepan menjadi PR kita bersama untuk memikirkan industri hulu agar lebih bermanfaat lagi bagi masyarakat, ujarnya. <br /><br />Diutarakannya, begitu juga bagi kabupaten/kota se Kalteng, industri hulu ini perlu difikirkan bersama, agar barang yang keluar dari Kalteng tidak hanya sebatas CPO saja. Namun, ada nilai tambah terhadap hasil produksi kelapa sawit di Kalteng. <br /><br />Dengan adanya industri hulu dari hasil perkebunan kelapa sawit tersebut, maka penyerapan tenaga kerja lokal semakin terbuka dan pada akhirnya akan menurunkan angka pengangguran. <br /><br />Dijelaskannya, semakin meningkatnya produksi CPO di Kalteng, seiring itu pula perlu peningkatan infrastruktur yang baik pula, terutama sekali pelabuhan laut dan perlunya rel kereta api sebagai sarana angkutan. <br /><br />Mudah-mudahan dengan dibangunannya rel kereta api 2011, dapat memberikan dampak yang baik bagi perekonomian Kalteng, lanjutnya. <br /><br />Kemudian, sambung dia, begitu juga terhadap hasil produksi batubara di Kalteng juga bisa memberikan kontribusi bagi pembangunan. Sebab hampir 90 persen batubara dari Kalteng dikirim ke pulau Jawa sebagai bahan bakar listrik. <br /><br />"Sayang sekali produksi batubara kita dijual ke pulau Jawa untuk keperluan listrik, sementara kita di Kalimantan listriknya sering mati," katanya. <strong>(das/ant)</strong></p>